HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo gelar pelatihan penanggulangan bencana alam di Waduk Mulur, Bendosari, Minggu (16/11).
Kegiatan diikuti relawan dan masyarakat dengan materi terkait bencana alam banjir, angin kencang dan tanah longsor. Dalam kesempatan tersebut juga dilatih terkait penggunaan peralatan penanganan bencana alam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, BPBD Sukoharjo menggelar pelatihan dengan sasaran relawan dan masyarakat terhadap penanggulangan bencana alam. Pelatihan diberikan dengan pemateri dari BPBD Sukoharjo dan pihak terkait lainnya.
Baca Juga: Rayakan HUT ke-4, Komunitas SSB Sedan Gelar Senam Bersama
Pelatihan diberikan sebagai bagian dari pengenalan dan peningkatan kemampuan para relawan. Terpenting juga masyarakat umum mengingat kondisi sekarang cuaca sangat ekstrem berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang.
BPBD Sukoharjo dalam hal ini keberadaan relawan sangat membantu dalam penanggulangan bencana alam. Terlebih lagi jumlah mereka sangat banyak dan tersebar merata di semua wilayah di Kabupaten Sukoharjo.
"Relawan ini berasal dari berbagai latar belakang dan kami membekali mereka dengan pelatihan ini. Kami juga menyasar masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam pelatihan. Materi berupa teori dan praktek terkait penanggulangan bencana alam. Termasuk juga dikenalkan dan dilatih penggunaan peralatan," ujarnya.
Baca Juga: PKHPKP Desak Berdirinya Peradilan Pertanahan Ad Hoc, Ini Alasannya
BPBD Sukoharjo mengapresiasi peserta pelatihan yang sangat banyak datang dari 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Usai pelatihan diharapkan kemampuan para relawan dan masyarakat bisa meningkat dan diterapkan di lingkungan masing-masing.
"Jadi mereka dikenalkan bagaimana penanganan pada saat bencana seperti banjir atau angin kecang yang berdampak banyak pohon tumbang. Peralatan yang ada dimaksimalkan digunakan untuk membantu warga terdampak bencana alam," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo sebelumnya juga secara rutin melakukan pelatihan dengan sasaran sejumlah instansi daerah. Hal ini penting mengingat penanganan bencana alam dilakukan bersama tim gabungan.
"Beberapa instansi juga sudah kami latih. Ini penting karena penanganan bencana alam perlu melibatkan tim gabungan disejumlah instansi terkait," lanjutnya.
Ariyanto mengatakan, sejak beberapa hari terakhir terjadi perubahan cuaca cukup ekstrem ditandai dengan peningkatan curah hujan dan angin kencang. Hujan deras yang turun merata di wilayah Kabupaten Sukoharjo dan daerah lain terlihat dampaknya pada peningkatan debit air Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya. Namun demikian belum ditemukan kejadian banjir akibat luapan sungai.
Baca Juga: Bansos Dihentikan Sementara, 7.001 Penerima Manfaat PKH di DIY Terindikasi Terlibat Judol
Cuaca ekstrem juga terlihat dengan adanya angin kencang disejumlah wilayah. Kejadian tersebut sudah ditemukan dampak kerusakan berupa pohon tumbang, warung dan bangunan milik pedagang roboh. Selain itu juga berdampak kerusakan pada bagian atap rumah warga.
BPBD Sukoharjo dalam beberapa kejadian disejumlah wilayah belum menemukan adanya korban luka dan jiwa. Namun demikian, masyarakat tetap diminta waspada terhadap kondisi perubahan cuaca ekstrem.
"Petugas dari tim gabungan sudah siap semua membantu penanganan bencana alam. Kondisi cuaca sangat ekstrem dimana curah hujan meningkat dan angin kencang. Masyarakat kami minta waspada," lanjutnya.
Tim gabungan tersebut seperti dari BPBD, SAR, Polri, TNI, PMI, RSUD, Dinas Kesehatan Kabupaten, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), relawan dan lainnya. Kesiapan dilihat dari petugas dan peralatan yang dimiliki masing-masing pihak dalam penanganan bencana alam.
"Tim gabungan sudah memberikan informasi terakhir siap semua baik petugas dan peralatan. Semua saling terkomunikasi dan terkoordinasi," lanjutnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Abdul Haris Widodo, mengatakan, Pemkab Sukoharjo mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor 300.2/4 Tahun 2025 tentang Prakiraan Musim Hujan 2025. SE ditetapkan pada 15 Oktober 2025 dan sudah diedarkan ke kepala dinas, badan, camat, kepala desa dan lurah se-Kabupaten Sukoharjo.
Isi SE tersebut yakni berdasarkan hasil rapat koordinasi persiapan menghadapi musim hujan tahun 2025/2026 nomor S/600.1.4/118/2025 tanggal 25 September 2025 serta menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur mengenai kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi potensi bencana pada musim penghujan di Jawa Tengah tahun 2025/2026 nomor 300.2/0008913/2025 tertanggal 30 September 2025.
Baca Juga: Siapkan Pengaturan Kendaraan saat Nataru, Ini Strategi Kemenhub
Prakiraan musim hujan tahun 2025/2026 wilayah Jawa Tengah. Awal musim hujan umumnya diprediksi terjadi pada bulan Oktober 2025. Untuk Kabupaten Sukoharjo awal musim hujan diprediksi terjadi pada bulan Oktober dasarian II.
Jika dibandingkan dengan normalnya secara umum awal musim hujan tahun 2025/2026 diprediksi lebih maju dari normalnya. Puncak musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Tengah ujungnya diprediksi terjadi pada bulan Januari dan Februari tahun 2026. Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Tengah umumnya diprediksi berlangsung selama 6 sampai dengan 7 bulan (19-21 dasarian).*