internasional

Inilah pandangan Menlu Sugiono tentang masa depan Gaza

Kamis, 25 September 2025 | 10:00 WIB
Menteri Luar Negeri Sugiono (tengah) saat menghadiri High-Level Meeting on the Day After and Stabilization Efforts in Gaza di sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9). ( ANTARA/Kuntum Riswan)



HARIAN MERAPI - Palestina sedang menjadi perhatian dunia internasional, menyusul banyaknya negara yang mengakui kedaulatannya.


Bagaimana pandangan Menteri Luar Negeri Sugiono tentang masa depan Gaza ?


Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa masa depan Gaza harus menjadi proses yang dipimpin dan dimiliki oleh rakyat Palestina sendiri, bukan pihak luar.

Baca Juga: Tax Amnesty dan Geliat Bayar Tebusan: Upaya Hapus Pajak yang Kini Ditolak Menkeu Purbaya Plus Kecaman Serikat Buruh

Pernyataan itu disampaikan Sugiono saat menghadiri High-Level Meeting on the Day After and Stabilization Efforts in Gaza di sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York, Selasa (23/9).

“Kami meyakini bahwa masa depan Gaza harus tetap berada di tangan rakyat Palestina sendiri,” ujar Sugiono.

Pertemuan yang dihadiri 11 negara, Liga Arab, dan Uni Eropa itu dipimpin oleh Menlu Prancis Jean-Noël Barrot.

Fokus utama diskusi adalah usulan pembentukan misi stabilisasi internasional di bawah PBB untuk membantu pengamanan dan rekonstruksi Gaza.

Baca Juga: Tindaklanjuti Laporan Masyarakat, Satresnarkoba Polres Sukoharjo Tangkap Pengedar Sabu di Grogol

Dalam pernyataannya, Sugiono menegaskan bahwa gencatan senjata harus menjadi prioritas utama dan langkah awal menuju stabilitas di Gaza.

“Tanpa perdamaian di lapangan, tidak ada rencana yang dapat dijalankan. Gencatan senjata adalah syarat utama bagi seluruh upaya ke depan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa “hari setelah” harus dimaknai sebagai akhir dari pendudukan, serta menyatakan kesiapan Indonesia berkontribusi dalam misi perdamaian PBB.

“Dengan mandat yang jelas dan kuat untuk melindungi warga sipil, menjamin akses kemanusiaan, dan memperkuat stabilitas kawasan,” tambahnya.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari New York Declaration yang dihasilkan dalam KTT PBB pada 28–30 Juli 2025 dan disahkan oleh Majelis Umum pada 12 September.

Baca Juga: Sambut Hari Batik Nasional, Tokopedia dan TikTok Shop Ungkap Tren Bisnis Fashion Kuartal III 2025

Halaman:

Tags

Terkini