Bahkan, di era digital seperti sekarang, lanjut Lia, penting untuk bisa memanfaatkan media sosial dan media-media promosi lain. Promosi getok-tular bisa juga kian memperluas jangkauan pemasaran.
“Tidak kalah penting, soal kemasan perlu dibuat menarik dan harga terjangkau agar produk mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat,” tuturnya.
Segenap peserta pelatihan pun sangat antusias mengikuti kegiatan baik dari teori hingga praktik. Termasuk juga dari pengenalan bahan persiapan peralatan dan mencampur bahan.
Ada lagi terkait mencetak sabun mandi dan mengemas balsam. Lalu untuk mendukung aspek keselamatan kerja, misalnya wajib menggunakan sarung tangan dan masker.
Baca Juga: JCW #5, kembali akan digelar di Jogja Expo Center (JEC), pada 5–7 September 2025
Dukuh Kenteng, Rudi Setiawan saat sambutan sebelum pelatihan dimulai berharap, agar segenap peserta pelatihan dapat mengimplementasikan ilmu dan keterampilan yang sudah diperoleh.
“Semoga juga bisa ditularkan kepada warga lain yang tak dapat kesempatan mengikuti pelatihan pembuatan sabun mandi dan balsam, sehingga manfaatnya semakin meluas,” harapnya.
Sedangkan Suismiyati selaku Ketua PKK Padukuhan Kenteng menjelaskan, pelatihan memberi banyak manfaat dan semakin membuka wawasan, pentingnya pemanfaatan bahan lokal seperti kelapa dan serai.
“Kedepan semoga kami bisa selalu mendapat pendampingan dan bisa memproduksi balsam maupun sabun mandi dalam jumlah banyak, baik secara mandiri ataupun melalui kelompok PKK,” ungkapnya.
Salah satu peserta pelatihan, Zumiatun juga mengatakan, merasa senang bisa mengikuti rangkaian pelatihan tersebut dengan baik. Ditambah lagi, bahan-bahan mudah ditemukan dan cara membuatnya tak rumit. *