news

Triple Crown di Pacuan Kuda Bergengsi dan Sulit Diraih, Kenapa?

Senin, 7 Juli 2025 | 16:15 WIB
Indonesia menanti perebutan gelar Triple Crown 27 Juli mendatang. ( Foto: Istimewa)

HARIAN MERAPI – Dalam dunia pacuan kuda, hanya ada satu gelar yang mampu membuat arena sunyi karena takjub, mengguncang lintasan dengan sorak-sorai, dan meninggalkan nama yang tak akan pernah hilang dari buku sejarah, yaitu Triple Crown.

Triple Crown bukan sekadar tiga kemenangan berturut-turut, melainkan simbol keunggulan mutlak. Mahkota yang hanya bisa dikenakan kuda-kuda terbaik yang pernah menginjak lintasan, ditunggangi joki-joki dengan intuisi tinggi, dan dipoles tim pelatih dengan nyali besar, serta presisi strategi tingkat tinggi.

Triple Crown adalah istilah untuk menyebut 3 balapan besar dalam satu musim, yang harus dimenangkan oleh seekor kuda pacu berusia 3 tahun.

Karena itu, seekor kuda hanya punya satu peluang seumur hidup untuk mengejarnya. Tidak bisa memperoleh lebih cepat, tidak juga ada musim kedua atau ulangan. Kesempatan itu datang hanya sekali dan pergi secepat garis finis.

Baca Juga: Tersapu badai, 4 nelayan selamat setelah berjuang diatas kapal yang terbalik

Meraih Triple Crown sangat sulit. Pertama, karena jarak berbeda, setiap balapan punya jarak tempuh berbeda. Artinya, kuda harus punya kecepatan sekaligus daya tahan.

Kedua, waktu pemulihan singkat. Balapan biasanya digelar dalam rentang waktu relatif dekat. Pemulihan fisik jadi tantangan besar. Lalu persaingan ketat, semua kuda terbaik usia 3 tahun ikut serta, sehingga tak ada lawan yang mudah.

Selain itu, faktor eksternal seperti cuaca, trek, start buruk, hingga tekanan media bisa memengaruhi performa.

Dengan indikator-indikator itu, tidak mengherankan jika dalam sejarah panjang pacuan kuda di seluruh dunia hanya segelintir yang berhasil mengunci tiga kemenangan dan menyematkan gelar Triple Crown Champion di namanya.

 Baca Juga: Manusia dicipta dengan keistimewaan, pemimpin harus punya keistimewaan itu. Pemimpin Indonesia memenuhi syarat tidak ya?

Konsep Triple Crown hadir di berbagai belahan dunia sebagai simbol supremasi pacuan kuda. Di Amerika Serikat, hanya kuda yang mampu menaklukkan tiga balapan legendaris, yaitu Kentucky Derby (1.600 meter), Preakness Stakes (1.900 meter), dan Belmont Stakes (2.400 meter), dalam rentang waktu 2 bulan, yang berhak menyandang gelar bergengsi ini.

Dalam sejarah satu setengah abad Triple Crown Amerika Serikat, hanya 13 kuda yang berhasil mencatatkan namanya sebagai juara sejati. Terakhir kali diraih Justify pada 2018, menyusul keberhasilan American Pharoah tiga tahun sebelumnya di 2015, yang mengakhiri masa penantian selama hampir 40 tahun setelah peraih gelar terakhir.

Inggris adalah tempat kelahiran pacuan kuda modern, namun di sini pula Triple Crown seperti 'mitos'. Tiga balapan yang harus dimenangkan adalah 2000 Guineas Stakes (1.600 meter), The Derby (2.400 meter), St. Leger Stakes (2.900 meter).

Tantangan utamanya bukan hanya soal jarak yang makin panjang, tapi juga karena standar kualitas yang sangat tinggi. Hingga kini, hanya 15 kuda yang pernah sukses menyapu bersih ketiganya. Nijinsky adalah nama terakhir dalam daftar itu, sejak tahun 1970.

Baca Juga: Antisipasi kejahatan jalanan, polisi perlu patroli dinihari

Halaman:

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB