solo

Cuaca panas kering, BPBD Sukoharjo ingatkan kerawanan kebakaran lahan

Minggu, 4 Mei 2025 | 16:25 WIB
Ilustrasi. Petugas BPBD Kabupaten Semarang membagikan masker kepada warga Dusun Ngaduman yang terdampak asap kebakaran lahan dan hutan Gunung Merbabu di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023). (ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Semarang)

HARIAN MERAPI - Masyarakat diingatkan kerawanan kebakaran seperti di bangunan maupun lahan dampak cuaca panas.

Suhu udara yang naik membuat lingkungan menjadi kering. Oleh karenanya warga dilarang melakukan pembakaran sampah atau daun kering di lahan kosong, perkebunan dan hutan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Minggu (4/5/2025) mengatakan, kondisi cuaca saat ini panas ditandai dengan suhu udara terus naik. Bahkan dalam beberapa hari terakhir sudah tidak turun hujan. Cuaca saat ini diperkirakan sudah masuk perlahan dari musim hujan ke kemarau.

Cuaca panas berdampak pada kondisi lingkungan menjadi kering. Hal ini berdampak pada peningkatan kerawanan kebakaran. Potensi kebakaran terjadi baik di tempat terbuka maupun di bangunan tertutup.

Baca Juga: Hasil lengkap Liga Prancis: PSG, Rennes dan St-Etienne telan kekalahan

"BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait turun langsung keliling desa dan kecamatan memberikan sosialiasi dan edukasi. Ancaman kebakaran sudah didepan mata karena kondisi panas akibat pancaroba kemarau," ujarnya.

BPBD Sukoharjo meminta pada masyarakat untuk mewaspadai kebakaran dengan tidak melakukan tindakan kelalaian seperti membakar sampah sembarangan dan meninggalkan api masih menyala. Sebab tindakan tersebut membuat api mudah merembet ke tempah lain karena membakar berbeda disekitarnya karena kondisi kering.

Tingginya kerawanan kebakaran membuat BPBD Sukoharjo meminta kepada semua pihak untuk tetap waspada. Termasuk para pelaku usaha dan perkantoran dengan melakukan pengecekan ulang instalasi listrik.

"Cek lagi instalasi listrik yang bisa jadi sumber kebakaran. Selain itu sediakan juga alat pemadam kebakaran ringan di tempat usaha dan perkantoran sebagai antisipasi dini," lanjutnya.

Baca Juga: Info BMKG, Yogyakarta diperkirakan hujan dengan intensitas ringan pada hari ini

Ariyanto menambahkan, BPBD Sukoharjo dalam melakukan sosialiasi juga menekankan kepada orang tua untuk selalu mengawasi anak agar tidak bermain api yang bisa memicu kebakaran. "Jangan biarkan anak bermain api. Karena kondisi lingkungan kering dan rawan kebakaran. Tetap lakukan pengawasan," lanjutnya.

Berdasarkan pemetaan BPBD Sukoharjo diketahui ada lima desa dari total 150 desa di Kabupaten Sukoharjo masuk desa dengan tingkat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling tinggi. Kelima desa tersebut dalam kondisi sangat kering saat musim kemarau. Kerawanan kebakaran didukung dengan luasan hutan dan lahan yang ada di lima desa tersebut.

BPBD Sukoharjo mencatat kelima desa tersebut yakni, Desa Tawang Kecamatan Weru, Desa Gentan Kecamatan Bulu, Desa Malangan Kecamatan Bulu, Desa Karangasem Kecamatan Bulu, Desa Lorog Kecamatan Tawangsari. Kelima desa tersebut mendapat pemantauan ketat dari petugas.

"Lima desa masuk wilayah dengan tingkat kerawanan paling tinggi terkait kebakaran karhutla. Kelima desa memiliki karakteristik hutan dan lahan luas serta kondisi kering saat kemarau," lanjutnya.

Baca Juga: Berikan Dukungan Penuh Penyelenggaraan IPPA Fest 2025, BRI Kuatkan Peran Pemberdayaan Warga Binaan

Halaman:

Tags

Terkini