internasional

Begini warga Gaza menyambut Ramadan di tengah puing bangunan dan ancaman kelaparan

Minggu, 2 Maret 2025 | 07:30 WIB
Ilustrasi Jalur Gaza yang perlu segera proses rekonstruksi. ( ANTARA/foto-Anadolu)



HARIAN MERAPI - Situasi di Jalur Gaza masih belum menentu. Israel sering melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.


Akibatnya, rakyat sipil menjadi korban. Suasan Ramadan di Gaza terlihat sangat memprihatinkan.


Warga Gaza menyambut Ramadan di tengah reruntuhan bangunan dan ancaman kelaparan.


Ini akibat 16 bulan perang tanpa henti yang telah mengubah daerah kantong itu menjadi zona bencana.

Baca Juga: Ramalan zodiak Aquarius sepekan mulai Minggu 2 Maret 2025, seimbangkan pekerjaan dan kreativitas dengan mudah

Sebelum perang, jalan-jalan di Gaza menjadi hidup dengan panggilan untuk shalat yang menandai datangnya Ramadan. Pasar-pasar dihiasi dengan lampu-lampu perayaan dan anak-anak melafalkan ayat-ayat Al Quran.

Sekarang, tradisi itu hanya tinggal kenangan. Suara adzan tenggelam oleh tangisan para korban, sementara pasar yang dulu ramai kini hanya tinggal tumpukan puing.

Setiap sudut Gaza menyimpan luka-luka perang dengan banyak rumah, masjid, dan sekolah hancur.

Namun, meskipun mengalami penderitaan luar biasa, warga Palestina di Gaza tetap berupaya melestarikan tradisi Ramadan mereka.

Di antara reruntuhan, lentera-lentera digantung, dan mural-mural warna-warni dilukis di dinding-dinding yang hancur, sebagai upaya untuk menghadirkan secercah harapan di antara kenyataan yang suram.

"Kami menciptakan kehidupan dari warna-warna," kata seorang pemuda yang menghiasi jalan-jalan, kepada Anadolu.

Baca Juga: Batik Ciwaringin Cirebon dikenal karena motif-motifnya sarat makna

"Kami adalah orang-orang yang mencintai kehidupan. Kami menyambut Ramadan dengan harapan bahwa Ramadan akan membawa kedamaian dan keamanan."

Di Khan Younis, Gaza selatan, seorang pria Palestina berdiri di kiosnya yang menjual Qatayef, kue kering tradisional Ramadan yang menjadi makanan pokok ketika berbuka puasa.

“Suasana tahun ini adalah yang tersulit yang pernah kami alami,” katanya kepada Anadolu.

Halaman:

Tags

Terkini