HARIAN MERAPI - Belasan kontraktor di DIY mempertanyakan objektivitas hasil lelang proyek yang berada di bawah wewenang Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) DIY, Selasa (20/8/2024) petang.
Alasannya, banyak pemenang lelang dari luar Yogyakarta. Tidak ada satu pun perusahaan lokal DIY yang mendapatkan paket pekerjaan pada tahun anggaran 2024 ini. Hal itu disampaikan Pemerhati konstruksi, Arisdyan.
"Kenapa pemenang lelang semua dari luar daerah. Di DIY kan juga banyak ahlinya, pastinya akan memberi manfaat untuk menyerap tenaga kerja sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat setempat," katanya.
Baca Juga: Wanita Muda Nekad Bunuh Duri Ceburkan Tubuh ke Sumur, Kecele Sumur Surut dan Tertolong
Arisdyan menduga ada oknum yang mengatur pemenang lelang dan ada sekitar 6 proyek di bawah kewenangan BP2JK.
Dia mensinyalir pemenang harga rendah menjadi tren pokja beberapa tahun terakhir.
"Tentunya ini menjadi pemicu tren kompetisi yang tidak sehat, padahal faktanya pelaksanaan berbeda dengan dokumen administrasi dalam penawaran," tandasnya.
Arisdyan berharap Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bisa turun tangan untuk mengawasi sinyalemen tren tidak sehat ini.
Baca Juga: Penetapan Kawasan Konservasi Terumbu Karang Pantai Wediombo Tunggu Verifikasi KKP
Terlebih beredar isu adanya jual beli paket pekerjaan setelah menang.
Kepala BP2JK Wilayah DIY Aditya Anwar saat dikonfirmasi meminta waktu untuk menyampaikan klarifikasi.
Ia akan berdiskusi mengenai seluruh peraturan terkait PBJ (Pengadaan Barang Jasa) di Kementerian PUPR.
Baca Juga: Masih ada waktu 9 hari, KPU harus laksanakan Putusan MK soal ambang batas pilkada
"Saya masih ada kegiatan di Jakarta. Saya minta waktu pekan depan untuk menyampaikan," kata Aditya, melalui pesan singkat.