solo

Tiga Warga Karanganyar Meninggal Dunia Akibat Terinfeksi Bakteri Leptospirosis

Jumat, 26 Juli 2024 | 15:50 WIB
Ilustrasi. Di Karanganyar ada tiga warga yang meninggal dunia akibat terinfeksi bakteri leptospirosis. (Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten)

HARIAN MERAPI - Tiga warga Kabupaten Karanganyar meninggal dunia akibat terinfeksi bakteri leptospira di dalam kencing hewan pengerat. Angka kematian disebabkan bakteri ini tergolong tinggi.

Berdasarkan catatan epidemologi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, kasus kematian akibat bakteri leptospirosis tersebut mencapai 9,4 persen dari target kurang dari 1 persen. Angka itu terangkum hingga pekan ke-28 tahun 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Purwati mengatakan tiga warga meninggal dunia akibat bakteri leptospirosis berasal dari Kecamatan Jaten, Jumapolo dan Gondangrejo.

Baca Juga: Tak Terima Rumahnya Dijadikan Konten Video Horor, Enam Konten Kreator di Semarang Dipolisikan

Di tiga kecamatan ini terdapat lebih dari lima kasus warga jatuh sakit akibat terinfeksi bakteri leptospirosis.

Bahkan di Jaten muncul 17 kasus di kurun waktu tersebut. Purwanti menyebut Karanganyar memiliki kasus lumayan tinggi penyakit ini, yakni lebih dari tiga kasus tiap 100 ribu penduduk.

"Kasus pesakitan dan kematian karena leptospirosis melebihi target. Ini baru pekan ke-28, tapi ada 3 kematian dan 33 kasus kesakitan," kata Purwati, Jumat (26/7/2024).

Ia menyebut mereka yang sakit terdeteksi di fasilitas kesehatan tingkat I dan RS atau klinik rujukan. Kebanyakan pasien berjenis kelamin laki-laki dengan usia lebih dari 44 tahun.

Baca Juga: Warga Sorogaten I Tagih Janji Dukuh Rubiman Mundur dari Jabatan, Ini Alasannya

Dikatakan Purwati, mereka yang sering beraktivitas di ladang rawan terjangkit penyakit dari kencing tikus atau hewan pengerat lainnya ini.

"Penyakit bakteri menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi. Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan. Gejalanya deman tinggi, pusing hingga muntah,"katanya.

Ia menyarankan masyarakat yang bergejala segera mengakses layanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan terdekat dan mencegah keterlambatan penanganan.

Baca Juga: Pemain Bima Perkasa Jogja, Avin Kurniawan Sabet Most Improve Player IBL 2024

Kemudian meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) apabila bersinggungan dengan tempat-tempat yang terindentifikasi sumber infeksi seperti sawah, peternakan, got/gorong-gorong, dan lokasi banjir. *

Tags

Terkini