internasional

Kabinet Perang Israel dibubarkan, begini komentar Gedung Putih

Rabu, 19 Juni 2024 | 10:30 WIB
Menteri Israel Benny Gantz berpidato di Ramat Gan, Israel tengah, pada 7 Maret 2020. ( Antara/Gideon Markowicz/JINI via Xinhua)



HARIAN MERAPI - Kabinet Perang Israel dibubarkan. Pembubaran tersebut dilakukan oleh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu.


Terkait pembubaran tersebut, Gedung Putih pada Senin menyebutnya sebagai keputusan yang bersifat internal.


Pemerintah Amerika Serikat hanya menyebut bahwa Netanyahu tidak punya banyak pilihan.

Baca Juga: 3 RS PKU Muhammadiyah bersinergi dalam penyembelihan hewan kurban, begini harapan ketua PWM DIY

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan keputusan itu ada di tangan Netanyahu, dan Kabinet tersebut adalah sebuah "langkah domestik" untuk memberikan nasihat yang lebih baik kepada Netanyahu, serta memberinya nasihat mengenai perang di Gaza.

“Kami mengatakan pada saat itu bahwa kami yakin ini adalah langkah yang bermanfaat, dan kami masih berpegang pada hal itu. Namun dengan keputusan Menteri (Benny) Gantz untuk mundur, saya tidak yakin Perdana Menteri Netanyahu akan mempunyai banyak pilihan lain," kata Kirby pada konferensi pers.

Pernyataan Kirby itu mengacu pada kepergian Gantz dari kabinet tersebut pada minggu lalu.

 Baca Juga: Dua Pemancing Tercebur di Embung Abimanyu Kranggan Temanggung, Korban Ditemukan Meninggal Dunia dan Dievakuasi Tim SAR, Ini Kronologinya

Tel Aviv pada Senin mengumumkan Netanyahu telah membubarkan Kabinet Perang yang dibentuk pada 11 Oktober 2023, hanya beberapa hari setelah Israel pada 7 Oktober mulai melancarkan perang di Gaza.

Menurut lembaga penyiaran publik KAN, setelah Gantz pergi, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir telah mengajukan permintaan kuat untuk bergabung dengan Kabinet Perang Israel.

Ada laporan bahwa Netanyahu membubarkan kabinet tersebut sebagai tanggapan terhadap pengunduran diri Gantz.

Baca Juga: Garebeg Besar rutin digelar sebagai upaya pelestarian adat istiadat dan tradisi Daerah Istimewa Yogyakarta

Langkah itu dilakukan setelah pemimpin oposisi Gantz mundur dari pemerintahan darurat pada awal Juni, menyusul ketidaksepakatan mengenai strategi pascaperang di Jalur Gaza.

Anggota awal dari kabinet tersebut termasuk Netanyahu, Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Ron Dermer, Gadi Eizenkot, dan pemimpin partai Shas, Aryeh Deri.*

Tags

Terkini