solo

Antisipasi Rawan Kekeringan, BPBD Sukoharjo Waspadai Dampak Penurunan Curah Hujan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 10:50 WIB
Ilustrasi - Citra satelit situasi cuaca di Indonesia yang dilansir dari laporan resmi BMKG di Jakarta. (ANTARA/HO-BMKG)

"Stok air untuk pertanian seperti kami lihat di Dam Colo Nguter dan air bersih di sumur warga masih ada dan mencukupi. Sesekali memang masih ada hujan. Tapi kami tetap waspadai dan antisipasi dampak kekeringan saat musim kemarau datang," lanjutnya.

Data BPD Sukoharjo diketahui total ada 17 desa rawan kekeringan di Kabupaten Sukoharjo tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.

Data BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan tinggi di Kecamatan Weru meliputi Desa Karangtengah, Desa Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa Tegalsari, Desa Tawang dan Desa Ngreco.

Wilayah Kecamatan Bulu kerawanan kekeringan tinggi di Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron. Sedangkan di Kecamatan Tawangsari wilayah rawan kekeringan tinggi di Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo.

Baca Juga: Mengenal Pertamax Green 95, produk baru Pertamina untuk segmen kendaraan tertentu. Bukan pengganti Pertalite!

"Kondisi cuaca sulit diprediksi. Kapan musim kemarau kami terus memantau perkembangan informasi resmi pemerintah. Tapi kemungkinan Juni-Juli sudah kemarau," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo terkait dengan perubahan cuaca ekstrem meminta kepada pemerintah desa dan kecamatan di wilayah rawan kekeringan untuk aktif memantau kondisi stok air warga dan koordinasi dengan tingkat kabupaten.

Hal ini dilakukan agar saat warga kekurangan air bersih bisa langsung dilakukan penanganan dengan mengirim bantuan.

Baca Juga: Bikin heboh! Tiga orang pembuat film 'Guru Tugas' akhirnya ditetapkan sebagai tersangka

"Bantuan air bersih akan langsung dikirim begitu ada pengajuan permintaan dari warga dan desa di wilayah kekeringan," lanjutnya. *

Halaman:

Tags

Terkini