HARIAN MERAPI - Sejak diluncurkan pada Oktober 2023, Bank Sampah Induk Jogja sudah menyerap belasan ton sampah dari bank sampah unit (BSU) berbasis RT/RW di wilayah.
Keberadaan Bank Sampah Induk Jogja untuk mengatasi permasalahan sampah di BSU di Kota Yogyakarta terkait sampah residu plastik bersih yang tidak laku di pelapak. Pemerintah Kota Yogyakarta memfasilitasi bangunan di Jalan Kemasan Kotagede sebagai tempat operasional Bank Sampah Induk Jogja.
Menurut Ketua Bank Sampah Induk Jogja, Sri Martini ketika ada gerakan zero sampah anorganik pertumbuhan dari bank sampah di Kota Yogya semakin pesat. Dampaknya pelapak-pelapak yang selama ini melayani BSU kewalahan sehingga Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta mendirikan Bank Sampah Induk Jogja.
Baca Juga: Desentralisasi Pengelolaan Sampah Tahun 2024, Pemkot Yogyakarta Optimalkan TPS 3R dan TPST
“Yang kedua untuk mengatasi permasalahan di bank sampah unit di mana tidak bisa menjual sampah residu resik atau sejenis plastik bungkus kopi dan lain sebagainya. Itu menjadi program unggulan saat ini,” kata Sri Martini ditemui di Bank Sampah Induk Jogja, Rabu (17/1/2024).
Bank Sampah Induk Jogja akan mengambil sampah dari BSU berbasis RT/RW di Kota Yogyakarta setelah ada pemberitahuan. Kemudian sampah itu dipilah sesuai dengan jenis-jenis sampah. Misalnya sampah botol dan gelas plastik air mineral, sampah plastik kemasan produk. Lalu sampah yang sudah dipilah disalurkan kepada perusahaan daur ulang yang bermitra dengan Bank Sampah Induk Jogja.
“Jadi Bank Sampah Induk yang menjemput bola ke bank sampah unit. Nanti dipilah. Ada plastik botol minuman, plastik emberan putih warna kemudian ada jenis kertas, kaca dan besi,” paparnya.
Baca Juga: Inilah penampakan KA Eksekutif & Luxury New Generation pada KA Taksaka, berikut fasilitasnya
Dia menyebut setelah Bank Sampah Induk Jogja beroperasional 2,5 bulan ini sudah melakukan pengambilan sampah sekitar 19 ton dari 49 BSU wilayah di Kota Yogyakarta. Sedangkan sampah dari Bank Sampah Induk Jogja yang disalurkan atau dijual ke mitra daur ulang, baru sekitar 4,5 ton. Selanjutnya sampah itu diolah oleh mitra daur ulang.
Dicontohkan sampah botol plastik akan diolah menjadi bijih plastik untuk didaur ulang, sampah plastik kemasan bersih akan dipres dan menjadi lembaran untuk produk seperti tempat tisu.
“Untuk harga pengambilan dari BSI (Bank Sampah Induk) ke BSU kita ambil margin yang hampir setara dengan pelapak-pelapak di Kota Yogyakarta,” ujar Sri yang juga Wakil Ketua Forum Bank Sampah Yogyakarta.
Dia menuturkan Bank Sampah Induk Jogja saat ini sudah berbadan hukum berbentuk koperasi. Ada sekitar 7 personel yang mengelola operasional Bank Sampah Induk Jogja. Mereka bekerja sama mulai dari pengambilan sampah di BSU wilayah sampai pemilahan sampah.
“Sementara ini kita kerjanya masih kerja bersama,” imbuhnya.