HARIAN MERAPI - Waspadalah atas lima penyebab kufur nikmat, salah satu diantaranya adalah konsumsi rezeki haram.
Setiap anugerah dan rezeki yang didapatkan manusia dari-Nya harus selalu disyukuri.
Manusia memang berusaha sekuat tenaga untuk meraih harta dan kenikmaan lain, tetapi segala nikmat tidak luput dari kuasa-Nya. Karena itulah, ketika nikmat berlimpah, seorang hamba tidak boleh terlena dan menyebabkan kesombongan diri tanpa bersyukur.
Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Teken Kesepakatan Pelestarian Sumbu Filosofi sebagai Warisan Dunia
Kelalaian untuk bersyukur merupakan salah satu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah. Bahkan perilaku tersebut dikategorikan sebagai pengingkaran atau disebut kufur nikmat.
Allah memperingatkan secara tegas perilaku tersebut dalam firman-Nya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim, 14:7).
Di antara penyebab orang sulit bersyukur atau terjerembab ke dalam pusaran kufur nikmat adalah:
Pertama, karena memakan rezeki haram. Ketika hati ini sulit untuk bersyukur, perlu dicek; apakah ada sumber nafkah atau bahkan asupan yang haram masuk ke dalam tubuh kita?
Sudah kah kita yakin bahwa apa yang kita peroleh berasal dari sesuatu yang halal dan apa yang masuk ke dalam tubuh juga sesuatu yang halal? Jangan anggap remeh persoalan ini. Karena halal atau haramnya apa yang masuk ke dalam tubuh kita dapat berpengaruh terhadap perilaku kita sehari-hari.
Baca Juga: Terlibat Mafia Tanah, Lurah Maguwoharjo Ditetapkan sebagai Tersangka TKD
Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah, 2:172).
Kedua, tidak menghargai nikmat Allah dan merasa semua yang dimiliki memang sudah semestinya. Ada orang yang berfikir bahwa rizkinya itu diperoleh karena usahanya sendiri saja, tidak ada campur tangan Allah.
Kalau sekarang hidupnya kaya dan sangat mapan karena dirinya bekerja keras. Orang-orang seperti ini biasanya lupa, bahwa jika bukan karena rahmat Allah, tidak mungkin rizki yang dinikmatinya sekarang ini dapat diperolehnya.
Jika bukan karena kasih sayang Allah, bisa jadi hidup akan terasa sulit dan hati menjadi semakin sempit, sebagaimana firman-Nya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl, 16:78).
Baca Juga: Ditinggal Pengajian, Rumah di Pengasih Kulon Progo Ludes Terbakar, Video Kebakaran Beredar Luas