HARIAN MERAPI - Harga cabai terus mengalami kenaikan karena hasil panen tidak maksimal hingga berpengaruh pada stok barang di pasaran.
Kenaikan harga cabai tertinggi terjadi pada cabai jenis rawit merah sebesar Rp 44.000 per kilogram.
Penyebab kenaikan harga cabai tersebut bersamaan dengan musim kemarau dan dipengaruhi El Nino yang membuat cuaca panas ekstrem.
Petani cabai Desa Trangsan Kecamatan Gatak Mugiyanto, Kamis (19/10/2023) mengatakan, cuaca sangat panas ekstrem berdampak pada kondisi lahan pertanian dan tanaman cabai.
Tanah menjadi cepat kering dan panas. Sedangkan tanaman cabai cepat layu dan berdampak pada hasil panen tidak maksimal.
Cuaca panas ekstrem dipengaruhi fenomenq alam El Nino membuat petani cabai harus kerja keras melakukan pemenuhan kebutuhan air.
Sebab kondisi tanah harus lembab dan terpenuhi air serta tidak boleh kering.
Baca Juga: Dugaan pemerasan pimpinan KPK terhadap SYL, polisi kembali periksa 8 saksi, ini mereka
Di sisi lain, petani juga mendapat masalah karena adanya angin kencang yang membuat bunga pada tanaman cabai rontok sehingga gagal berbuah.
"Petani tetap bisa panen tapi hasilnya tidak maksimal. Sebenarnya pada saat seperti ini petani dari sisi harga diuntungkan karena tinggi. Tapi biaya perawatan juga tinggi karena pengaruh El Nino," ujarnya.
Pedagang Pasar Kartasura Rahayu mengatakan, harga cabai terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.
Kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai jenis rawit merah. Stok barang di pasaran ada tapi terbatas.
Baca Juga: Gerindra segera umumkan bakal cawapres pendamping Prabowo, Erick Thohir calon terkuat