Pemanfaatan Kotoran Sapi Jadi Pupuk Kompos Berkualitas Tinggi, Nilai Jualnya Lebih Meningkat

photo author
- Selasa, 22 Agustus 2023 | 08:20 WIB
 Tahapan membuat pupuk kompos berbahan kotoran sapi, mudah dikerjakan dan tak membutuhkan banyak biaya.  (Dok. Fapet UGM)
Tahapan membuat pupuk kompos berbahan kotoran sapi, mudah dikerjakan dan tak membutuhkan banyak biaya. (Dok. Fapet UGM)

HARIAN MERAPI – Sebagian warga di Padukuhan Gegunung, Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo memiliki ternak sapi. Sayangnya, limbah wujud kotoran sapi belum banyak dimanfaatkan secara maksimal.

Tak jarang pula kotoran sapi (biasa masih ada sisa-sisa pakan hijauan) dibeli pengepul kotoran hewan ternak dengan harga ditentukan pihak pengepul.

Selain itu ketika limbah kotoran sapi menumpuk di kompleks kandang, apalagi saat musim penghujan akan memunculkan bau tak sedap atau polusi udara.

Baca Juga: Tanaman Gulma Siam Miliki Kandungan Nitrogen Tinggi, Cocok Dijadikan Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik

Beberapa alsaan tersebut mendorong mahasiswa KKN PPM UGM Periode 2 menggelar pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan kotoran sapi di padukuhan setempat, baru-baru ini.

KKN-PPM UGM Periode 2 tersebut diketuai Alya Tasyarofa dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ganies Riza Aristya SSi MSc PhD.

Menurut Alya, kompos merupakan produk hasil dari dekomposisi bahan organik kompleks menjadi sederhana dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai.

“Selain mampu memperbaiki kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik, pengomposan juga mampu menghilangkan bau kotoran sapi dan menyediakan bahan organik bagi tanaman,” jelasnya.

Baca Juga: Serunya Festival Gerobak Sapi yang Digelar Paguyuban Pangrekso Andhini Karyo dan FKH UGM di Cangkringan

Ditambahkan Alya, proses pengomposan memanfaatkan kotoran sapi cukup mudah dikerjakan dan tak membutuhkan banyak biaya. Untuk pembuatan pupuk menggunakan 50 kg kotoran sapi, dibutuhkan 2 kg sekam.

Ditambah lagi, 2 kg kapur dan campuran starter berupa 1 tutup botol EM4, 250 ml molase, dan 250 ml air. Setelah proses pencampuran, pupuk harus ditutup rapat.

“Tak kalah penting, ada proses pembalikan campuran calon pupuk kompos tersebut, satu kali dalam seminggu selama satu bulan,” tandasnya.

Sementara itu salah satu pemilik sapi asal Gegunung, Puji Lestari mengaku bersyukur dapat mengikuti rangkaian acara pelatihan tersebut.

Baca Juga: Waspadai Penyakit Hewan Ternak, Sukoharjo Masih Mampu Swasembada Daging Sapi

“Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan kotoran sapi sangat bermanfaat bagi kami, semoga banyak memberi nilai positif untuk bidang pertanian dan lingkungan tempat tinggal kami,” paparnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Kulon Progo Salurkan Bantuan Alsintan

Selasa, 27 Mei 2025 | 20:00 WIB
X