HARIAN MERAPI - Bulan Suro atau Muharam 1445 Hijriyah dikenal sebagai salah satu bulan yang baik untuk memanjatkan doa dan hajat.
Apalagi pada malam 1 Suro banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa melakukan laku prihatin untuk suatu permohonan.
Tak terkecuali Safarudin Tamar SH, seorang paranormal dan ahli metafisika dari Padepokan Ki Semar Banyuurip di Dusun Banyuurip Kalurahan Jatimulyo Kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul DIY.
Baca Juga: Marcus Rashford Teken Perpanjangan Kontrak, Jonny Evans Kembali ke Manchester United
Bahkan laku prihatin menjadi sesuatu yang mesti dilakukan untuk memohon pertolongan Allah Tuhan Semesta Alam penguasa jagat langit dan bumi.
Sebelum 1 Suro, Tamar, begitu ia disapa telah melakukan puasa ngebleng selama tiga hari tiga malam.
Ia merasa prihatin dengan kondisi alam yang sudah tua banyak terjadi bencana di Indonesia.
Sebagai orang Jawa dan cucu Ki Narto Wiryo, sesepuh Banyuurip yang dikenal sebagai abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ia ingin alam di Indonesia terbebas dari segala macam mara bahaya terutama bancana alam.
Belum lama ini ada bencana gempa bumi di pantai selatan Bantul, banjir lahar dingin di Lumajang Jawa Timur dan beberapa bencana disejumlah wilayah di Indonesia.
Selain alam yang rusak, hal ini sebagai tanda atau peringatan kepada makhluk di bumi.
"Untuk itu laku prihatin saya lakukan dengan tujuan meruwat bumi agar kita semua terbebas dari musibah atau benacana alam," terang Tamar.
Dengan demikian, pria ramah ini mengajak seluruh umat manusia selalu berpegang teguh kepada Tuhan atau Manunggaling Kawula Gusti.
Karena menurutnya pertolongan Gusti Allah akan datang manakala seorang mau mawas diri dan selalu memohon pertolongan dan perlindungan dalam menghadapi setiap bencana dan cobaan.*