HARIAN MERAPI - Sebanyak 372 orang meninggal akibat kasus ajaran sesat di Kenya. Jumlah tersebut merupakan total koraban setelah polisi Kenya menggali 12 jasad lagi.
Komisaris Kepolisian Regional Rhoda Onyancha, Rabu (12/7/2023) menyebutkan, penggalian jasad dilakukan sebagai bagian dari investigasi kasus ajaran sesat, sehingga totalnya menjadi 372 orang.
Penggalian itu berlangsung pada hari ke-3 tahap operasi pencarian yang keempat.
Baca Juga: Pesawat SAM Air PK-SMW mengalami kecelakaan di Papua, 6 korban meninggal, begini kondisinya
Menurut polisi, temuan jasad itu menandai tonggak suram lainnya dalam penyelidikan kegiatan ajaran sesat, yang banyak menyita perhatian dalam beberapa bulan terakhir.
Otoritas mengatakan mereka terus berupaya menyelamatkan orang-orang yang berada di bawah kendali ajaran tersebut.
Onyancha mengungkapkan bahwa sejak April, sebanyak 95 orang berhasil diselamatkan dari cengkeraman ajaran yang dipimpin Pastor Paul Mackenzie.
Baca Juga: Ungkap dugaan penistaan agama, Polri periksa saksi ahli agama terkait Al-Zaytun, ini pemeriksaannya
Orang-orang ini, yang mengalami pengalaman pahit, kini menerima dukungan dan perhatian untuk membantu mereka kembali bersosialisasi dengan masyarakat.
Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki mengatakan bahwa aparat penegak hukum yang mengizinkan ajaran ini beroperasi akan menghadapi proses hukum.
Dia mengatakan otoritas telah menggali 40 kuburan masal baru.
Baca Juga: Dokter dan perawat demo UU Kesehatan, pemerintah dan DPR abaikan aspirasi mereka, mengapa ?
Ratusan jasad ditemukan di Hutan Shakahola di daerah Kilifi sejak pertengahan April selama investigasi ajaran yang dijalankan Mackenzie, yang memimpin Good News International Church di Kenya.
Dia dituding menyuruh pengikutnya untuk bunuh diri melalui aksi mogok makan sehingga mereka bisa masuk surga sebelum hari kiamat.
Para penyidik mengungkapkan bahwa beberapa korban kehilangan organ tubuh, yang diduga terkait dengan penjualan organ manusia.(*)