Jelang Pemilu 2024, potensi gangguan kamtibmas harus diantisipasi sejak ini

photo author
- Rabu, 7 Juni 2023 | 18:05 WIB
Muhammad Suhud (Foto : Samento Sihono)
Muhammad Suhud (Foto : Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Indonesia bakal merayakan pesta demokrasi melalui pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih pemimpin wakil rakyat. Pemilu akan diselenggarakan secara serempak 2024 mendatang.

Menyambut pesta demokrasi tersebut, potensi Kamtibmas di wilayah Yogyakarta sudah mulai dirasakan semua pihak. Bahkan agar tidak terjadi kericuhan dimana-mana semua pihak sudah mulai mengantisipasinya.

Abdi Dalem Kraton Muhammad Suhud mengatakan meskipun penyelengaraan pemilu masih cukup lama. Namun potensi gangguan Kamtibmas di wilayah Yogyakarta sudah mulai dirasakan.

Baca Juga: 17 rute angkota Salatiga, tiap trayek butuh 24 armada penuhi kebutuhan transportasi, ini jalur barunya

Maka, jika hal itu tidak diantisipasi sejak dini, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kericuhan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat turut menjaga situasi Kamtibmas di Yogyakarta tetap aman terkendali.

Terlebih Yogya jadi salah satu kota tujuan politisi untuk menguji visi dan misi mereka. Bukan tidak mungkin menjelang pemilu, muncul oknum yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Di Jogja ada 50 titik rawan kejahatan. Dulu kami setiap titik rawan ada satu orang yang memantau," kata Suhud yang juga Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Paksi Katon DIY, Rabu (7/6/2023).

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Sleman waspadai lonjakan harga bahan pokok dan lalu lintas hewan kurban

Sebagai mitra kepolisian, ia berkomitmen membantu Polisi mengawal kondusifitas menjelang pemilu. Meskipun begitu, Yogyakarta memiliki keistimewaan dalam menentukan arah politik, khususnya abdi dalem kraton.

"Sekarang itu yang namanya pemilu yang bebas dan rahasia bebas sudah ngak ada. Saya yakin betul kalau duit gak beredar, gak akan terjadi kisruh saat pemilu," katanya.

Maka, ia berpesan kepada para politisi peserta pemilu 2024 yang nantinya akan melakukan pidato di DIY jangan sampai bersifat provokasi. Karena hal tersebut menjadi pemicu terjadinya Kamtibmas di Yogyakarta.

Baca Juga: Dukung Capres 2024, tapi jangan bermusuhan, begini saran Menkopolhukam Mahfud MD

Meskipun gangguan selalu ada, namun sosok kehadiran Gubernur DIY Sri Sultan HB X dinilai menjadi penyejuk ditengah memanasnya persaingan politik tersebut. Khususnya kepada para Abdi Dalem Kraton.

"Di dunia politik radikal itu kan ada dua, agamis dan nasional. Kalau hal itu sultan ada pengaruh besar bagi para abdi dalem, tapi diminta jangan ikut-ikutan," tutup Suhud.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X