Setahun kemudian, Pemerintahan Kabupaten Sleman mendapatkan pusaka piandel dari Sultan HB X.
Pusaka pemberian Sultan HB X berupa tombak bergelar Kiai Turun Sih, menjadi pelengkap paripurna bagi Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Program rehabilitasi di Lapas Narkotika Yogya bantu narapidana persiapkan diri kembali ke masyarakat
Tombak Kiai Turun Sih berdhapur cekel beluluk, dengan wos wutah wengkon tersebut diserahkan dalam sebuah upacara adat keraton, bersamaan dengan momentum HUT ke-83 Sleman.
Saat itu, Sultan HB X mengatakan, Tombak Kiai Turun Sih mengisyaratkan laku ambeg paramarta. Dijiwai oleh rasa kasih sayang yang mencakup wilayah Kabupaten Sleman.
Hal tersebut sebagaimana sebuah keluarga besar yang harmonis, mulat sarira, sesuai candra sengkala hari jadi Sleman yang berbunyi Anggana Catur Sarira Tunggal (1846 Jawa).
Candra Sengkala itu menyiratkan sikap kearifan tradisional empat penjuru yang manunggal dalam jiwa kesatuan, yang menjadi jiwa kasepuhannya.
Dalam setiap peringatan hari jadinya, Pusaka Tombak Kiai Turun Sih selalu ikut diarak dalam Kirab Bedhol Projo Kabupaten Sleman. *