Sulitnya fenomena alam ditebak juga membuat BPBD Sukoharjo meminta pada masyarakat untuk siaga. Salah satunya yakni warga yang tinggal di wilayah rawan bencana alam seperti banjir.
"Bencana alam banjir di Kabupaten Sukoharjo karena faktor tiga hal penting yakni hujan secara merata dalam durasi waktu lama di wilayah Solo Raya, air buangan dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Kabupaten Wonogiri dan luapan Sungai Bengawan Solo," lanjutnya.
Letak geografis Kabupaten Sukoharjo yang berada di wilayah tengah di Solo Raya membuat debit Sungai Bengawan Solo sering mengalami peningkatan signifikan karena adanya buangan atau alirasinair dari daerah lain.
Akibatnya Sungai Bengawan Solo meluap dan menggenangi rumah warga dan lainnya.
"Kami juga siaga bencana kekeringan. Pemerintah pusat melalui BMKG terus melakukan pemantauan karena posisi sekarang peralihan musim," lanjutnya.
Ariyanto menegaskan baik La Nina dan El Nino sama-sama tetap diantisipasi karena dampaknya tidak hanya dirasakan orang per orang atau warga saja. Namun juga pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
Baca Juga: Belum Ada Bacaleg Mendaftar di KPU Gunungkidul, Seminggu Usai Dibuka, Ini Alasannya
Khusus El Nino, BPBD Sukoharjo sudah berkoordinasi dengan OPD terkait dengan melakukan persiapan salah satunya kerawanan kebakaran dan gagal panen. Terpenting juga kemarau berdampak pada kekeringan yang membuat warga kesulitan mendapat air bersih. *