Mengenal lebih dekat Gus Syaifuddin, tokoh NU yang peduli jamsostek pekerja rentan di sektor informal

photo author
- Minggu, 9 April 2023 | 16:30 WIB
Penyerahan peserta BPJAMSOSTEK secara simbolis bagi ustadzah Muslimat NU DKI Jakarta.  (ANTARA/Erafzon Saptiyulda AS/ho bpjamsostek)
Penyerahan peserta BPJAMSOSTEK secara simbolis bagi ustadzah Muslimat NU DKI Jakarta. (ANTARA/Erafzon Saptiyulda AS/ho bpjamsostek)

HARIAN MERAPI - Gus Syaifuddin layak sebagai tokoh NU yang peduli dengan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) pekerja rentan, khususnya di sektor informal, seperti guru ngaji, marbot masjid, dan pengurus lembaga dakwah.

Kantor BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Jakarta Salemba kembali menggelar sosialisasi manfaat dan penyerahan secara simbolis kartu kepesertaan kepada para ustadzah di lingkungan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dengan menggandeng Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin.

Silaturahmi dan buka puasa bersama di Pulomas, Sabtu (8/4), dihadiri Wakil Ketua 1 PP Muslimat NU Sri Mulyati yang mengisi mauidhoh hasanah dan juga Sekjen PP Muslimat Ulfa Mashfufah, serta Wakil Ketua PW Muslimat NU DKI Ita Rahmawati, demikian keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca Juga: Daftar objek wisata di Kota Semarang yang bisa menjadi destinasi saat libur Lebaran

Kepala Kantor BPJAMSOSTEK Jakarta Salemba Didin Haryono, melalui keterangan di Jakarta, Minggu (9/4/2023), mengatakan kolaborasi dengan Gus Syaifuddin dilakukan untuk sosialisasi dan edukasi manfaat program jamsostek kepada Muslimat NU DKI Jakarta.

"Kemarin (Jumat, 07/04), kita melakukan kegiatan bersama PERGUNU (Persatuan Guru NU), Alhamdulillah, respon ibu-ibu Muslimat NU luar biasa dan sangat berharap dapat perlindungan jamsostek," ujar Didin.

Kolaborasi itu mengajak guru ngaji, marbot masjid dan pengurus lembaga di bawah PCNU Jakarta Pusat menjadi peserta BPJAMSOSTEK.

Baca Juga: Mencicipi Kue Manco, makanan khas Madiun yang penjualannya meningkat menjelang Lebaran 2023

Didin mengatakan program non formal atau peserta Bukan Penerima Upah (BPU) tersebut ditujukan kepada pekerja informal dan mandiri seperti guru ngaji, marbot masjid, pekerja bangunan, sopir angkot, buruh angkut pasar, tukang ojek, tukang becak, pedagang sayur, penjual gerobak, dan lain sebagainya.

Para peserta program BPU dapat menjadi peserta Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), serta Jaminan Hari Tua (JHT).

"Ketika dijelaskan, mereka baru tahu ternyata ada program pemerintah, namanya jamsostek. Kami hadir memberikan perlindungan sesuai amanat undang-undang," ujar Didin.

Banyak manfaat menjadi peserta BPJAMSOSTEK, antara lain perawatan tanpa batas biaya hingga sembuh. Selain santunan meninggal dunia karena kecelakaan kerja sebesar 48 kali upah yang dilaporkan atau sebesar Rp42 juta untuk meninggal dunia biasa, peserta juga berhak mendapatkan manfaat beasiswa bagi 2 anak, mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi maksimal sebesar Rp174 juta.

Baca Juga: BMKG : Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diprakirakan turun di sejumlah kota besar

Gus Syaifuddin merasa terpanggil karena mereka juga berhak atas jaminan sosial, di samping memiliki risiko kerja tinggi.

"Kami akan membantu kurang lebih 1.000 pekerja rentan di kalangan nahdiyyin dan masyarakat rentan sebagai stimulan awal dan selanjutnya kami upayakan mencari solusi agar iuran tetap berlanjut," ungkap Syaifuddin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X