Rawan tanah longsor, aktivitas pembuat arang kayu di perbukitan wilayah Kabupaten Sukoharjo diwaspadai

photo author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 21:00 WIB
Ilustrasi tanah longsor (Bambang Purwanto)
Ilustrasi tanah longsor (Bambang Purwanto)

"Usia pohon yang mati atau tumbang terkena angin kencang di wilayah perbukitan itu mungkin belasan atau puluhan tahun. Jadi segera dilakukan penanaman ulang karena pohon itu memerlukan banyak waktu agar tumbuh besar dan menjaga ekosistem alam," lanjutnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, kejadian tanah longsor disejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah beberapa hari ini menjadi peringatan penting ditengah kondisi cuaca ekstrem dimana terjadi peningkatan curah hujan.

Guyuran air hujan dalam durasi waktu lama dan adanya retakan tanah menjadi salah satu penyebab proses tanah longsor. Masyarakat diminta secara penuh melakukan kewaspadaan sejak dini.

BPBD Sukoharjo terkait kerawanan bencana alam tanah longsor sudah melakukan pemetaan berdasarkan hasil pemantauan wilayah. Hasilnya enam desa di dua kecamatan masuk kategori tingkat kerawanan tanah longsor tinggi.

"Masuk kategori kerawanan tinggi enam desa di dua kecamatan yakni Weru dan Bulu. Tapi kami juga mewaspadai tanah longsor di wilayah Kecamatan Tawangsari. Baik di Weru, Bulu dan Tawangsari disana secara geografis cukup banyak perbukitan yang ditinggali rumah warga," ujarnya.

Ariyanto mengatakan, curah hujan tinggi terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo dalam beberapa pekan terakhir.

Kondisi tersebut berdampak pada kerawanan bencana alam banjir dan tanah longsor dibeberapa desa di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Petugas dari tim gabungan sudah melakukan penanganan.

Enam desa dengan tingkat kerawanan tinggi bencana alam tanah longsor berada di dua kecamatan. Rinciannya, Kecamatan Weru di Desa Tawang dan di Kecamatan Bulu meliputi Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Gentan, Desa Kedungsono dan Desa Tiyaran.

Enam desa tersebut berada di wilayah perbukitan dan pernah mengalami bencana alam tanah longsor beberapa tahun lalu. BPBD Sukoharjo meminta kepada warga yang tinggal disana waspada mengingat curah hujan tinggi sekarang.

BPBD Sukoharjo memetakan wilayah rawan tanah longsor berada di beberapa desa di wilayah Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Tiga kecamatan tersebut memiliki karakteristik wilayah perbukitan. Termasuk juga rumah warga dan perkampungan penduduk berada di bukit.

"Kondisi wilayah yang berbukit dimana tanah kering terpapar panas ekstrem saat musim kemarau lalu dan sekarang diguyur hujan deras setiap hari membuat rawan tanah longsor. Warga tetap diminta waspada bencana alam mengingat curah hujan tinggi sekarang," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah melakukan pemantauan wilayah terkait kerawanan bencana alam. Pemantauan dilakukan meliputi semua bentuk kerawanan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang. Semua wilayah diperlakukan sama terhadap kerawanan bencana alam.

Dalam pemantauan tersebut juga dilakukan pemetaan titik wilayah paling rawan bencana alam tanah longsor. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan benda. Sebab beberapa rumah warga diketahui berada di bawah dan atas bukit.

"Bencana alam sekarang sulit diprediksi kapan datang seiring perubahan fenomena alam yang ekstrem dimana sebelumnya sangat panas sekarang curah hujan tinggi," lanjutnya. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X