HARIAN MERAPI - Di era kompetisi ketat dan serba cepat, UMKM harus pandai berdaptasi dengan digitalisasi. Semakin UMKM melek pemasaran digital, semakin besar peluang mereka mendapatkan pasar yang bisa dikonversikan menjadi omzet.
Karenanya, UMKM perlu memanfatkan berbagai platform yang mendukung pemasaran. Entah itu media sosial gratisan, maupun harus beriklan. Tujuannya agar segmentasi terbentuk sesuai dengan persona buyer yang dibidik.
"Pebisnis harus bisa jualan," buka Nadzir Alimuddin, pemilik Dawet Kemayu, dalam Pelatihan UMKM Go Modern yang diinisiasi Rumah BUMN Yogyakarta dan Pegadaian di Gade Space Kompleks Pegadaian Lempuyangan Yogyakarta, Kamis (4/12/2025).
Baca Juga: UMKM Yogyakarta Perlu Membangun Brand yang Relevan dan Kompetitif di Era Digital
Menurut Nadzir, pelaku UMKM perlu menemukan platform yang ideal untuk mendukung performa bisnis. Pilih media sosial yang tepat untuk menyasar segmentasi market yang hendak digaet. Pelaku UMKM juga perlu memiliki tim untuk mendukung konten marketing.
"Orang zaman sekarang suka jajan tapi nggak suka dijualin dengan iklan yang membuat bosan. Konten itu ujung tombak penjualan, pastikan poin ini harus powerful," ungkap Nadzir.
Oleh karenanya, konten dengan ide menarik sangat menentukan dilihat atau tidaknya iklan UMKM. Iklan yang kreatif dan produk yang inovatif membuat kans produk laku lebih besar.
Baca Juga: Rumah BUMN BRI Pekalongan Berhasil Dampingi 1.000 UMKM Naik Kelas
Sama seperti bisnis Dawet Kemayu yang kini memiliki hampir 450 mitra, pemasaran digital juga memegang peran penting. Nadzir yang kerap menggunakan iklan Meta Ads dan Google Ads, membentuk tim khusus konten sebelum memasarkan iklan. Konten dengan biaya rendah bisa dikonversi menjadi cuan apabila digarap secara matang.
Nadzir memiliki prinsip, konten marketing harus memiliki tiga hal utama: pikat, ikat dan sikat. Membuat konsumen terpikat dan jatuh hati dengan produk pada pandangan pertama perlu dibangun. Wajar apabila pada 5-10 detik pertama menjadi waktu emas. Diskip, atau ditonton sampai habis.
"Bikin konten sebanyak-banyaknya. Pakai jurus ATM, amati tiru dan modifikasi, dan tunggangi momentum. 5 detik pertama sangat penting," sambungnya.
Demikian pula dengan prinsip ikat. UMKM harus membangun ikatan emosional dengan konsumen dengan membuat konten-konten berbau story-empati, surga-neraka, mudah dipahami dan interaksi emosi.
"Jangan bergantung pada modal. Ide konten itu penting. Kalau idenya biasa saja, ya gak bakal bikin orang tertarik," imbuhnya.
CFO Rumah BUMN Yogyakarta, Lutgardis Thea, mengutarakan, Pelatihan UMKM Go Modern yang didukung Pegadaian ini sebagai upaya meningkatkan kapasitas UMKM di Yogyakarta semakin naik kelas.