HARIAN MERAPI - Populasi burung hantu sebagai predator alami menekan serangan hama tikus mengalami peningkatan signifikan disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo.
Kondisi tersebut sangat membantu petani mewujudkan panen melimpah demi target swasembada pangan. Keberadaan hewan tersebut terus digalakkan dengan pembuatan rumah burung hantu (Rubuhan) di area sawah dan penangkaran.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Minggu (16/11) mengatakan, dalam perkembangannya saat ini populasi burung hantu mengalami peningkatan signifikan disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Keberadaan burung hantu dengan mudah dijumpai khususnya di area persawahan.
Kondisi tersebut terjadi mengingat sejak beberapa tahun terakhir petani gencar memanfaatkan keberadaan burung hantu sebagai predator alami menekan serangan hama tikus.
Baca Juga: Kapolres Salatiga Singgung Soal Insiden Laka di JLS Jadi Perhatian Publik
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo melihat potensi habitat alami burung hantu disejumlah wilayah. Keberadaanya kemudian dimanfaatkan bersama petani membantu mengatasi serangan hama tikus.
Pemanfaatan dilakukan petani dengan membangun Rubuhan diarea persawahan. Rubuhan tersebut nantinya akan digunakan burung hantu sebagai rumah tinggal. Hal ini penting mengingat keberadaan burung hantu harus tetap berada disekitar persawahan untuk membantu petani memberantas hama tikus.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo bersama petani juga melakukan penangkaran burung hantu. Upaya ini dilakukan untuk mengembangbiakkan burung hantu agar tidak punah.
"Populasi burung hantu meningkat signifikan selain karena penangkaran, juga pemanfaatan bersama secara massal oleh petani dengan pembuatan Rubuhan diarea persawahan serta pengembangbiakan bersama. Sekarang burung hantu dengan mudah dijumpai disekitar persawahan membantu petani menekan serangan hama tikus," ujarnya.
Baca Juga: Bangun komunikasi keluarga, cegah bunuh diri
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo senang dengan peningkatan populasi burung hantu tersebut. Sebab keberadaanya sangat penting bagi ekosistem alam.
"Hingga pelosok desa sekarang di Kabupaten Sukoharjo petani sudah memiliki Rubuhan di sawah dan dipastikan ada populasi burung hantu disana," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo bersama pihak terkait seperti petani, pelestari burung, Kodim 0726 Sukoharjo dan lainnya aktif dalam perlindungan dan perkembangbiakan burung hantu dalam mendukung sektor pertanian. Hal ini penting mengingat keberadaan burung hantu sebagai hewan predator alami pemburu mematikan tikus.
Hama tikus selama ini menjadi keresahan besar bagi petani karena merusak tanaman padi. Karena itu keberadaan burung hantu sangat penting dalam menekan serangan hama tikus tersebut.
Keberadaan burung hantu selama ini di wilayah Kabupaten Sukoharjo masih banyak. Salah satunya di area persawahan di Kampung Kelurahan, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo. Petani disini melakukan penangkaran terhadap anakan burung hantu. Nantinya setelah besar, burung hantu tersebut dilepasliarkan ke alam.