360 sound system pecahkan rekor MURI di Jalan Lawu dalam Karanganyar Goyang Bareng

photo author
- Sabtu, 15 November 2025 | 17:30 WIB
Bupati Karanganyar Rober Christanto menaiki dadak merak di salah satu penampilan reog (Foto: Abdul Alim)
Bupati Karanganyar Rober Christanto menaiki dadak merak di salah satu penampilan reog (Foto: Abdul Alim)

Selain parade sound system, kirab budaya juga menghiasi sepanjang jalan. Tercatat 12 grup Reog dan 25 grup Jaran Bigar tampil bergantian, menghibur masyarakat yang sudah memadati lokasi sejak pagi.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar, Nugroho, menyebut bahwa seni budaya lokal tidak boleh tenggelam dalam hiruk-pikuk sound horeg.

“Kami memastikan kesenian tradisional tetap menjadi bagian utama. Reog, jaran bigar, barongan—semua tampil untuk menunjukkan bahwa Karanganyar kuat tidak hanya dalam inovasi, tapi juga dalam seni budaya,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa sinergi antara kesenian tradisional dan modern justru menjadi ciri khas Karanganyar.

“Inilah warna Karanganyar: budaya yang kokoh, inovasi yang meriah, dan masyarakat yang guyub,” katanya.

Perwakilan MURI yang hadir menyebut bahwa penilaian tidak hanya dilihat dari banyaknya sound system, namun juga sinkronisasi, keamanan, serta partisipasi masyarakat.

Staf MURI Awan Rahargo memberikan apresiasi khusus atas kerapian koordinasi.

“Ini bukan sekadar terbanyak atau terpanjang. Yang kami lihat, seluruh perangkat dipasang sistematis, suaranya serempak, dan ribuan warga ikut merayakan tanpa gangguan. Itu yang membuat Karanganyar layak mendapatkan rekor ini,” jelasnya.

Karena ribuan orang memadati Jalan Lawu, Satlantas Polres Karanganyar menyiapkan penutupan sementara sejumlah ruas jalan serta pengalihan arus dari arah barat dan timur.

Kasat Lantas Polres Karanganyar AKP Agista Ryan mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemetaan sejak awal.

“Acara sebesar ini butuh pengaturan khusus. Kami lakukan penutupan bertahap agar peserta bisa memasang sound system, sekaligus memastikan warga menikmati acara dengan aman,” ujarnya.

Pada malam hari, kemeriahan berlanjut dengan hiburan musik dangdut jadul oleh OM Lorenza di panggung utama. Ribuan warga masih bertahan hingga pukul 22.00 WIB untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.

Salah satu warga Bejen, Sutarmi (45), mengaku baru pertama kali melihat gelaran sebesar ini.

“Rasanya kayak acara besar di kota besar, tapi ini di Karanganyar sendiri. Suaranya sak jagad, tapi menyenangkan,” katanya sambil tertawa.

Acara “Karanganyar Goyang Bareng” bukan hanya memecahkan rekor, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan kreativitas daerah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X