HARIAN MERAPI - Program Sastrawan Masuk Sekolah (SMS) yang diprakarsai Paguyuban Sastra-Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi Sleman masih diselenggarakan di beberapa sekolah.
Menurut Sekretaris Pelaksana SMS-Pasbuja Kawi Merapi Sleman, Eti Daniastuti, SMS pada minggu ini antara lain di SMPN 2 Sleman, SDN Godean I, SDN Cebongan dan SDN Susukan (Sleman bagian barat).
Ada lagi, SDN Model, SMPN 1 Tempel, SDN Deresan, SDN Percobaan 2, SMPN 1 Pakem dan SDN Kloposawit (Sleman bagian tengah). Ditambah, SDN Jomblang 2 dan SDN Bronggang Baru (Sleman bagian timur).
“Setiap sekolah jumlah pemateri inti dari relawan SMS antara dua hingga empat orang. Materinya seperti terkait karya geguritan, cerkak dan tembang,” ungkap Eti, Rabu (12/11/2025).
Sedangkan perwakilan siswa setiap sekolah (peserta SMS), antara 40 hingga 60 siswa. Jika SD biasanya siswa kelas IV sampai VI dan untuk SMP biasa kelas VII dan VIII.
Ketika SMS dilaksanakan di SMPN 2 Sleman, awal pekan ini, jumlah peserta 40 siswa sebagian dari anggota Javanese Club sekolah setempat dan perwakilan kelas VII maupun VIII.
Pembukaan SMS tersebut oleh Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Sleman, Anwar Hidayat Taufiq SPd. Ada pula Guru Basa Jawa sekaligus Pembina Javanese Club, Merita Wulansari SPd dan Uswatun Chasanah SPd.
Pemateri inti terkait karya geguritan disampaikan SP Handayani, Achyadi dan Sugiyanto. Selain teori, ada juga praktik membuat karya geguritan serta membaca karya geguritan.
Ketika menyampaikan materi, SP Handayani menjelaskan, geguritan jika dalam Bahasa Indonesia, bisa disebut sebagai puisi bebas. Kata-kata yang disusun tak terikat, termasuk soal jumlah baris dan kata.
“Jadi, beda dengan karya tembang macapat. Namun, penting juga memperhatikan soal keindahan susunan kata hingga makna dari suatu karya geguritan,” jelasnya.
Ditambahkan SP Handayani, pemilihan tema suatu karya geguritan bisa memilih dahulu yang paling dekat maupun pengalaman yang pernah dialami langsung.
Artinya juga pernah dirasakan langsung, seperti ada perasaan senang, sedih, marah, memberi banyak kesan maupun kangen. Sebagai contoh memilih tema, Gunung Merapi.
“Bagaimana perasaan dengan tema ataupun gagasan seputar Gunung Merapi, lima hingga tujuh kata kunci dapat dikumpulkan, seperti terkait kemegahan, ketinggian, kegagahan hingga tanah bisa kian subur,” urainya.