HARIAN MERAPI - Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Atas kondisi tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengingatkan masyarakat terkait cuaca ekstrem yang semakin mengancam. Sebab curah hujan tinggi disertai angin kencang terjadi hampir setiap hari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Rabu (29/10) mengatakan, cuaca ekstrem berdampak bencana alam terjadi pada Selasa (28/10) sore. Hujan deras membuat sejumlah wilayah tergenang banjir. Selain itu angin kencang juga membuat sejumlah pohon tumbang.
Dampak cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi dan angin kencang juga berdampak pada bangunan perpustakaan SDN 01 Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari ambruk. Beruntung dalam kejadian tersebut tidak ada korban luka dan jiwa.
BPBD Sukoharjo bersama dengan pihak terkait seperti Polres, Kodim 0726 Sukoharjo, relawan dan masyarakat melakukan proses evakuasi dan pembersihan sejak Selasa (28/10) petang hingga Rabu (29/10) siang. Petugas memprioritaskan pembukaan akses jalan yang sempat tertutup pohon tumbang disejumlah wilayah.
Baca Juga: Ini bahayanya memakai baju bekas atau thrifting, waspadai infeksi kulit
Data BPBD Sukoharjo bencana alam terjadi pada Selasa (28/10) seperti pohon tumbang menghalangi jalan di wilayah Kecamatan Desa Pondok, Kecamatan Grogol, bangunan perpustakaan SDN 01 Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, genangan air di sekitar Alun-Alun Satya Negara dan sepanjang Jalan Veteran Sukoharjo.
Kemudian genangan air di wilayah kampung Kijilan-Gawanan wilayah Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo, genangan air di wilayah Kampung Jogobayan RT 2 RW 1 Kelurahan Gayam Kecamatan Sukoharjo berbatasan dengan kampung Darmosari RT 1 RW 7 Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo mengakibatkan luapan air masuk ke satu rumah.
Hujan deras yang merata di wilayah Kecamatan Tawangsari mengakibatkan arus sungai Kedawung meluap mengakibatkan beberapa dukuh di sekitar Sungai Kedawung terkena banjir sekitar 20 sentimeter, hujan deras membawa tumpukan sampah di Jembatan Siluwur, Kecamatan Weru.
"Kondisi sekarang sudah terkendali. Proses pembersihan lokasi sudah selesai dan banjir sudah surut," ujarnya.
Baca Juga: Begini cara mencegah stroke di usia muda, ingat pola hidup sehat
BPBD Sukoharjo juga mencatat kejadian banjir di Pangin dan Tambahrejo di wilayah Kelurahan Joho dan Kelurahan Jetis Kecamatan Sukoharjo. Banjir tersebut seperti di sekitar pabrik eks PT Sritex.
"Penyebab banjir disana karena pintu air di wilayah Gronong, Kelurahan Mandan dalam posisi tertutup. Kemungkinan petani hanya menurunkan saja dan setelah hujan tidak dinaikan lagi," lanjutnya.
Ariyanto menjelaskan, terkait dengan kondisi sekarang masyarakat diminta tetap waspada. Selain itu juga perlu melakukan koordinasi dan antisipasi sejak dini melibatkan semua pihak.
"Seperti kejadian di Gronong, Mandan tadi perlu koordinasi terkait akses buka dan tutup pintu air. Jadi saat hujan deras turun maka perlu dilakukan penjaga oleh petugas membuka pintu air," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo sudah menerjunkan petugas dan melibatkan tim gabungan melakukan pemantauan secara menyeluruh disepanjang aliran Sungai Bengawan Solo disejumlah wilayah meliputi Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Bendosari, Grogol, Polokarto dan Mojolaban. Petugas melihat secara langsung kondisi sungai secara visual baik debit atau ketinggian air dan lingkungan sekitar.