Panen padi melimpah harga gabah tinggi, kesejahteraan petani di Sukoharjo meningkat

photo author
- Selasa, 29 Juli 2025 | 17:25 WIB
Petani Sukoharjo panen padi.  (Wahyu imam ibadi)
Petani Sukoharjo panen padi. (Wahyu imam ibadi)

Bagas menambahkan, kendala yang kemungkinan muncul akan terjadi terhadap serangan hama. Salah satunya yakni hama tikus dimana dibeberapa wilayah sempat terserang.

"Antisipasi dilakukan terkait serangan hama tikus dan sudah dilakukan gerakan bersama dinas, petani dan pihak terkait dalam program gropyokan tikus. Selain itu juga diandalkan melalui pemanfaatan hewan predator burung hantu," lanjutnya.

Baca Juga: Kamboja-Thailand akhiri pertempuran, resmi berlakukan gencatan senjata, ini peran PM Malaysia Anwar Ibrahim

Bagas mengatakan, kondisi cuaca kemarau basah sangat membantu bagi petani bisa menanam padi sepanjang tahun sebanyak tiga kali tanam. Meski suhu udara panas tinggi, namun debit air melimpah karena hujan masih sering turun.

"Cuaca sekarang ini meski kemarau tapi bersifat basah dan tidak kering. Artinya masih ada mendung dan hujan. Terpenting stok air melimpah dan harus dimanfaatkan petani dengan program percepatan tanam padi. Targetnya yakni swasembada pangan nasional," lanjutnya.

Stok air yang melimpah diketahui setelah Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo melakukan pemantauan di sumber penampungan seperti Dam Colo Nguter, embung di setiap kecamatan, Waduk Mulur Bendosari dan lainnya. Petugas juga memastikan kondisi saluran irigasi untuk mengalirkan air dalam keadaan baik. Artinya tidak ada kerusakan parah atau kebocoran sumber air.

"Pengaturan distribusi air juga perlu dilakukan untuk memastikan hingga sampai ke sawah petani," lanjutnya.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo meminta kepada petani setelah panen padi musim tanam II (MT II) bisa segera mempersiapkan tanam padi MT III. Percepatan dilakukan dimulai dari olah tanah hingga tanam padi mengingat stok air melimpah.

Baca Juga: Demi Tingkatkan Daya Saing UMKM Tembus Pasar Global, BRI Kembali Gelar Pelatihan Ekspor

"Di wilayah pertanian sawah tadah hujan petani masih bisa mendapat pasokan air seperti aliran sungai, sumur pantek dan sumur dalam," lanjutnya.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, mengatakan, petani dan BBWSBS sudah melakukan rapat pertemuan bersama membahas alokasi air daerah irigasi Colo MT III tahun 2025. Hasil pertemuan tersebut telah disepakati tiga point penting yang disetujui bersama dalam berita acara.

Isi berita acara tersebut dijelaskan pada Selasa (8/7) bertempat di gedung Graha Tirta Perum Jasa Tirta I para pihak yang hadir dalam rapat koordinasi alokasi air daerah irigasi Colo MT III tahun 2025 telah melaksanakan kesepakatan bersama terkait beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, BBWSBS berkomitmen untuk melayani sampai dengan MT III dengan memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan air. Kedua, berdasarkan evaluasi ketersediaan air sampai dengan bulan Juli tahun 2025 masih tercukupi dan tidak ada pengeringan di saluran induk Colo tahun 2025.

Ketiga, pekerjaan lanjutan closure dike akan dilaksanakan pada Awal bulan September 2025 dengan penurunan elevasi waduk di +131.

Berdasarkan kesepakatan tersebut maka membuat petani lega. Petani mendapat jaminan pasokan air pada MT III padi. Petani menjaga agar BBWSBS melaksanakan kesepakatan tersebut demi keberhasilan program pemerintah swasembada pangan nasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X