Baca Juga: Sebanyak 9 remaja yang terlibat tawuran diringkus polisi, inilah barang buktinya...
Heru menjelaskan, secara total 51 SMP negeri dan swasta hingga akhir pelaksanan SPMB online ada 9.760 calon murid baru mendaftar. Dari jumlah tersebut hanya ada 8.001 calon murid baru diterima. Artinya ada kekurangan 1.759 murid baru karena sekolah belum mampu memenuhi kuota.
Kondisi sekolah yang kekurangan murid baru memiliki jumlah berbeda. Seperti tiga SMP negeri yang terdaftar tapi tidak melaksanakan SPMB yakni SMPN 3 Bendosari menyediakan kuota 64 calon murid baru, SMPN 3 Bulu 32 calon murid baru dan SMPN 4 Nguter 32 calon murid baru.
Sedangkan SMP negeri dan swasta yang sudah selesai menggelar SPMB online tapi belum memenuhi kuota seperti SMPN 2 Bendosari kurang 36 calon murid baru, SMPN 1 Bulu 48, SMPN 2 Bulu 37, SMP Al Islam Gatak 32, SMP Muhamadiyah 1 Gatak 91, SMPN 2 Grogol 54, SMP Al Islam Kartasura 95, SMP IT Al Anis 64, SMP Muhammadiyah 1 Kartasura 123, SMP Muhamadiyah 2 Kartasura 64, SMPN 2 Kartasura 6, SMPN 3 Grogol 88, SMP Prawira Marta Kartasura 31, SMP Widya Wacana Kartasura 31, SMP Muhammadiyah Mojolaban 62, SMPN 1 Nguter 74, SMPN 2 Nguter 38, SMPN 3 Nguter 89, SMPN 2 Polokarto 123, SMPN 3 Polokarto 7, SMPN 4 Polokarto 30, SMP Islam Terpadu Teladan Sukoharjo 32, SMPN 6 Sukoharjo 83, SMPN 7 Sukoharjo 24, SMPN 3 Tawangsari 61, SMPN 4 Tawangsari 61, SMPN 1 Weru 36, SMPN 2 Weru 28 dan SMPN 3 Weru 83.
"Tiga SMPN tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar kepada siswa yang masih ada sekarang hingga lulus karena ada program regrouping. Sedangkan 48 SMP negeri dan swasta yang selesai menggelar SPMB online diharapkan dapat memenuhi kuota secara manual atau offline. Tapi apabila belum maka kegiatan belajar mengajar tetap digelar sesuai jadwal," lanjutnya.
Sekolah yang kekurangan murid baru atau belum mampu memenuhi kuota sudah melaporkan kondisi pasca SPMB online ke Disdikbud Sukoharjo. Nantinya akan dilakukan evaluasi secara keseluruhan mengenai penyebab kondisi hal ini.
"Kondisi sekolah kekurangan murid baru bervariasi. Ada beberapa penyebab salah satunya karena persaingan antar sekolah mendapat murid baru sangat ketat saat tahun ajaran baru," lanjutnya. (*)