Hasil studi: Gelombang panas di Eropa sejak pekan lalu sebabkan 2.300 kematian

photo author
- Kamis, 10 Juli 2025 | 16:15 WIB
Seorang wanita memakaikan topi untuk anaknya saat mereka mendinginkan badan di air mancur publik di tengah gelombang panas di Bucharest, Rumania, 22 Juni 2024.  (Xinhua/Cristian Cristel)
Seorang wanita memakaikan topi untuk anaknya saat mereka mendinginkan badan di air mancur publik di tengah gelombang panas di Bucharest, Rumania, 22 Juni 2024. (Xinhua/Cristian Cristel)

HARIAN MERAPI - Sebuah studi yang dirilis pada Rabu (9/7/2025) menyebutkan bahwa gelombang panas cukup parah yang melanda Eropa sejak pekan lalu diperkirakan telah menyebabkan sekitar 2.300 kematian.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Imperial College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine, sekitar 1.500 dari sekitar 2.300 kematian akibat panas dikaitkan dengan perubahan iklim, yang mengakibatkan gelombang panas yang lebih parah di seluruh benua.

Studi tersebut menyatakan perubahan iklim melipatgandakan kematian akibat panas di awal musim panas di seluruh Eropa.

Para peneliti berfokus pada 10 hari cuaca panas dari 23 Juni hingga 2 Juli dan mencakup 12 kota di Eropa, termasuk London, Paris, Frankfurt, Budapest, Zagreb (Kroasia), Athena, Roma, Milan, Sassari (Italia), Barcelona, Madrid, dan Lisbon.

Baca Juga: Pantauan gunung api, masyarakat di lereng Gunung Sindoro diminta tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan

"Temuan analisis ini dan banyak lainnya sangat jelas: suhu panas ekstrem di seluruh Eropa meningkat dengan cepat akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia," menurut penelitian tersebut.

Penelitian itu lebih lanjut menggarisbawahi bahwa kota-kota tersebut mengalami peningkatan suhu hingga 4 derajat Celsius.

Studi tersebut memperingatkan bahwa suhu gelombang panas akan terus meningkat, dan kemungkinan akan meningkatkan jumlah kematian.

Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa juga menyatakan dalam buletin iklim bulanan pada Rabu bahwa Juni 2025 merupakan Juni terhangat ketiga secara global.

Baca Juga: Waspadai modus penipuan pengembalian paket e-commerce, ini yang harus diantisipasi

"Juni 2025 mencatatkan gelombang panas luar biasa yang berdampak pada sebagian besar Eropa barat, dengan sebagian besar wilayah mengalami tekanan panas yang sangat kuat," kata Samantha Burgess, pimpinan strategis untuk urusan iklim di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa.

"Gelombang panas ini diperparah oleh rekor suhu permukaan laut di Mediterania barat," imbuhnya.

Burgess memperingatkan bahwa gelombang panas kemungkinan akan menjadi "lebih sering, lebih intens," dan berdampak pada lebih banyak orang di seluruh Eropa.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Anadolu, ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X