Pelaksanaan ketahanan pangan sudah dilakukan serentak di 167 desa dan kelurahan di 12 kecamatan. Pemkab Sukoharjo sekarang tinggal melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi tanaman pangan. Hal ini penting dengan harapan nantinya bisa panen dengan maksimal.
"Kami pantau terus ketahanan pangan hingga tingkat desa. Hal ini terkait swasembada pangan nasional dan terpenting pemerintahan gizi masyarakat. Gizi dapat dipenuhi dengan mudah dan murah melalui hasil panen seperti padi, palawija, sayur dan buah," ujarnya.
Pemkab Sukoharjo sudah menerjunkan Dinas Pertanian dan Perikanan untuk melakukan pemantauan. Terpenting juga pendampingan khususnya kepada petani dan masyarakat mulai dari penanaman, perawatan hingga panen tanaman pangan.
"Untuk lahan di Sukoharjo masih banyak tersedia. Begitu juga alat pertanian mesin modern juga sudah banyak disalurkan bantuan. Termasuk pemenuhan kebutuhan air tersedia. Tinggal perawatan saja dan jangan lupa diperhatikan gangguan hama dan perubahan cuaca," lanjutnya.
Etik Suryani menambahkan, pentingnya ketahanan pangan juga berdampak pada upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan angka stunting. Pemerintah desa dan kelurahan diminta aktif menggerakan warga memanfaatkan lahan untuk pemenuhan gizi keluarga melalui penanaman tanaman pangan.
Pemkab Sukoharjo melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo sudah turun melakukan pemantauan kesehatan masyarakat. Salah satunya dengan Puskesmas memantau Posyandu.
"Ibu-ibu wajib datang ke Posyandu. Cek secara rutin kesehatan anak. Petugas akan memantau dan disana juga disediakan makanan tambahan bergizi. Disini bisa diketahui perkembangan kesehatan anak dan peningkatan gizi. Pemkab Sukoharjo terus berusaha menekan kasus stunting," lanjutnya.*