HARIAN MERAPI - Indonesia telah berkomitmen memberi bantuan makanan ke Gaza.
Namun untuk menyalurkan bantuan ke Gaza tidak mudah karena terkandal akses masuk.
Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan sumbangan 10 ribu ton beras dari Indonesia untuk warga Palestina menghadapi kendala karena akses masuk bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut sangat terbatas.
"Akan dikirimkan segera namun masalahnya jalur masuk untuk bantuan kemanusiaan sangat terbatas. Beberapa kali sudah disampaikan harus dibuka jalan seluas-luasnya bagi bantuan karena ini isu kemanusiaan," kata Sugiono saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.
Menlu menilai bahwa pangan tidak boleh dijadikan senjata. "Situasi kemanusiaan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan," ucapnya.
Sugiono menegaskan bahwa Indonesia masih tetap konsisten dalam perjuangannya mendukung kemerdekaan negara Palestina karena itu merupakan amanat konstitusi yang tidak dapat ditinggalkan.
Sejak 2023, katanya, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung kemerdekaan Palestina di antaranya menjadi co-chair bersama Italia untuk membahas isu keamanan bagi Palestina dan sebagai salah satu co-sponsor resolusi PBB soal kondisi Gaza dalam rangka menggalang dukungan dari berbagai negara untuk bisa mengakui kemerdekaan Palestina.
"Indonesia juga meningkatkan kontribusi tahunan kepada UNRWA, yang mencapai 600 persen yakni dari 200 ribu dolar AS (sekitar Rp3,2 miliar) menjadi 1,2 juta dolar AS (sekitar Rp19 miliar) pada 2024 dan terus menggalang dukungan terhadap UNRWA di berbagai forum PBB," katanya.