Soal korupsi, Novel Baswedan: Negara kita memiliki banyak pekerjaan rumah dalam membangun kepedulian dan integritas

photo author
- Kamis, 1 Mei 2025 | 18:40 WIB
Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan.  (Sulistyanto)
Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan. (Sulistyanto)

HARIAN MERAPI - Korupsi bukan sekadar masalah administratif, melainkan ancaman nyata yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa.

Korupsi di Indonesia banyak pula terjadi di berbagai sektor, seperti di pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, eksplorasi sumber daya alam, hingga penegakan hukum. Semua menjadi hambatan serius bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Demikian dipaparkan mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan kepada wartawan usai menerima penghargaan UMY Awards 2025 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), baru-baru ini.

Baca Juga: Peringati May Day, buruh serukan perbaikan nasib dan revisi undang-undang ketenagakerjaan

Dijelaskan pula oleh Novel, kita tak berbicara dalam ruang hampa, sebab kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana praktik korupsi merusak peradaban.

“Tak mungkin pemerintahan berjalan efektif bila korupsi masih mengakar. Hari ini, praktik korupsi itu nyata, masif, dan telah menggagalkan banyak visi dan misi pemerintahan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Novel menerangkan, membangun bangsa tak cukup hanya dengan kecerdasan intelektual, melainkan juga harus dibarengi dengan kepekaan sosial.

Ia pun menegaskan, ilmu pengetahuan tanpa kepedulian akan kehilangan maknanya dalam upaya memperbaiki kondisi masyarakat. Negara kita pun memiliki banyak pekerjaan rumah dalam membangun kepedulian dan integritas.

Baca Juga: Umumkan Pemenang BRImo FSTVL 2024, Nasabah BRI Bawa Pulang Mobil BMW hingga Ribuan Tabungan Emas

“Banyak orang berilmu, namun tak mampu membaca realitas sosial di sekitarnya. Tanpa kepedulian, ilmu tak akan bermanfaat. Kepedulian itulah yang membuat kita kuat, berguna, dan bermartabat,” tandasnya.

Ditambahkan, ia menyakini penting untuk membangun kepedulian dan integritas sebagai fondasi utama untuk membangun bangsa, terutama di tengah berbagai tantangan sosial dan politik yang tengah dihadapi Indonesia.

“Saya menyadari betul, masih banyak pejuang di pelosok negeri ini yang berkorban tanpa sorotan publik, bahkan sering kali dalam keterbatasan,” terang Novel.

Baca Juga: Polres Sukoharjo ungkap peredaran obat keras ilegal, sebanyak 1.857 butir diamankan

Dipaparkan pula oleh Novel, ia merasa bersyukur dan ada kebanggaan tersendiri bisa memperoleh penghargaan UMY Award 2025 di bidang Hukum dan HAM.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X