Agus menjelaskan, dalam kajian ini terpenting dilakukan persiapan terkait kesiapan sampah sebagai bahan baku, sumber daya manusia atau petugas pengolahan, dan peralatan modern. Ketiga kebutuhan tersebut nantinya akan dipenuhi Pemkab Sukoharjo.
"Dengan suplai sampah sekitar 200 ton per hari di TPA Mojorejo, Bendosari dan tenaga yang kami miliki. Serta kesiapan alat sepertinya kami siap. Kami optimis saja bisa merealisasikan. Tapi perlu tahapan yang harus dijalani sesuai aturan berlaku," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo menekankan tentang pentingnya pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah dengan sistem Reduce, Reuse, Recycle atau TPS3R dan TPST. Penekanan tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sukoharjo tahun 2025-2045. Karena itu, rencana penambahan TPA sampah baru belum dilakukan dan terpusat merealisasikan TPST.
Agus Suprapto mengatakan, pengelolaan sampah yang ada sekarang masih berjalan dan terus dikembangkan dengan menekankan tentang pentingnya pengolahan. DLH Sukoharjo melakukan pengembangan pengolahan baik ditingkat desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten.
"Pemerintah pusat sudah mengakui keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo di TPA Mojorejo, Bendosari sudah menerapkan sistem sanitary landfill dan controlled landfill bukan open dumping. Pemerintah sendiri bertindak tegas dengan berencana menutup TPA disejumlah daerah yang masih menerapkan sistem open dumping," lanjutnya.
Agus menjelaskan, TPA open dumping adalah TPA yang masih melakukan pengelolaan sampah dibuang di tanah permukaan dan terbuka tanpa pengolahan pengaman. Metode tersebut dilarang pemerintah karena dapat mencemari lingkungan dan berdampak pada gangguan kesehatan.
Sedangkan di TPA Mojorejo, Bendosari sudah menerapkan sistem sanitary landfill dan controlled landfill. Sampah di TPA Mojorejo, Bendosari sudah dilakukan pengolahan dimulai dari saat dibuang di atas tanah permukaan terbuka kemudian dilakukan pengolahan dan pengaman dengan cara ditimbun tanah.
Sampah yang ditimbun tanah dilakukan secara kontinyu bertujuan mengurangi pencemaran udara atau bau dan mengurangi kerumunan lalat yang berdampak pada risiko gangguan kesehatan serta mempercepat proses penguraian sampah menjadi busuk.
DLH Sukoharjo juga sudah menerapkan teknologi pengelolaan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari hasil dari sampah yang ditimbun tanah. Sebab ada gas metan ditangkap menggunakan alat dan dapat digunakan bersama baik pihak pengelola TPA maupun masyarakat disekitar TPA Mojorejo, Bendosari. *