HARIAN MERAPI - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar menyatakan bahwa penanganan sampah sistem open dumping bakal sedikit demi sedikit berkurang di TPA Sukosari Jumantono.
Luasan lahan akan dikurangi seiring penggunaan metode pengolahan limbah tuntas di desa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar, Sunarno mengatakan pihaknya membeli satu unit ekskavator untuk melengkapi dua unit lagi yang kini performanya menurun. Kemudian satu unit dump truck loader dan satu bulldozer.
Baca Juga: Nekat terjun ke sumur ngaku terima bisikan gaib, berhasil dievakuasi SAR dan selamat
"Alat berat itu untuk memindah sampah yang sudah menggunung. Ketinggiannya sempat sampai 20 meter. Tiap hari masuk 145 ton sampah ke TPA Sukosari," kata Sunarno, Sabtu (8/3/2025).
Ia mengaku anggaran pembelian tiga alat berat dan penanganan sampah tidak terdampak efisiensi anggaran.
Hanya saja, rencana penanganan sampah di TPA Sukosari harus efektif. Dalam perencanaannya, DLH akan mengadakan mesin pemusnah sampah dan membeli lahan ekstra di kawasan TPA Sukosari. Dana Rp14 miliar dari DAK siap dikucurkan.
"Di TPA ini ada empat blok lahan. Satu blok ukuran 2,5 hektare akan dinonaktifkan. Diuruk sampahnya dengan tanah. Lalu, kita akan beli lahan 3.000 meter persegi untuk pengolahan sampah. Enam poin ini akan kita selesaikan di semester awal tahun 2025," katanya.
Baca Juga: Pemkab Sukoharjo lelang enam proyek jalan yang masuk program strategis tahun 2025
Ia mengatakan terdapat prototipe mesin pengolah sampah kreasi mbah Sedeng asal Tawangmangu.
Mesin itu akan digandakan dan dipasang di sejumlah desa dalam pilot projeck sampah tuntas di desa. Dukungan CSR mitra kerja pemerintah sangat diharapkan dalam pilot project sampah tuntas di desa.
"Launchingnya akan di Desa Beruk Jatiyoso untuk sampah tuntas di desa ini," katanya. (Lim) *