Kala itu tidak ada alas untuk sujud dan digunakanlah sebuah batu datar (batu gilang) sebagai alas sholat.
Lokasi masjid ini dulunya merupakan sebuah makam kuna. Pada awalnya masjid tiban
ini yang berupa sebuah gubug kecil beratapkan ijuk, dengan sebuah kuali sebagai kubahnya.
Kemudian atas prakarsa Kyai Dulkamid dari Banjaragung, masjid kuna ini dibangun kembali
dengan ukuran 12 meter x 12 meter tinggi 4 meter yang disangga empat tiang kayu dan
beratapkan genting dengan kubah dari logam bertuliskan huruf Arab “Allah”. (Amat Sukandar/Koran Merapi)*
MERAPI-AMAT SUKANDAR