HARIAN MERAPI - Festival musik yang menggabungkan kearifan lokal di Yogyakarta Ngayogjazz kembali dihelat ke-18 kalinyapada 16 November di Padukuhan Kalimundu, Kalurahan Gadingharjo, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul.
Mengusung tema 'Ngejazz Tanpa Ngasorake' yang mengacu pada falsafah Jawa 'Menang Tanpa Ngasorake', tema ini diharapkan dapat membangun semangat saling menghargai tanpa merendahkan.
Dipilihnya Padukuhan Kalimundu sebagai penyelenggaraan Ngayogjazz tahun ini, selain desa dengan suasana asri, warganya juga memiliki kesadaran untuk merawat lingkungan dengan cara mengelola sampah desa secara mandiri.
Baca Juga: Kasus Anjing Menggigit Telinga Pencari Rumput Hingga Putus di Cangkringan Sleman Berakhir Damai
Kepala Dusun Kalimundu, Srihadi Joko Padmono mengatakan, pengelolaan sampah secara mandiri di wilayahnya sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu melalui program sedekah sampah di tingkat Rukun Tetangga (RT).
Kemudian seiring berjalannya waktu, pengelolaan sampah dilakukan oleh Komunitas Pengelolaan Sampah Kalimundu (Kompak) yang menggunakan metode bank sampah untuk mendukung program pemerintah setempat yakni 'Bantul Bersama' atau Bantul Bersih Sampah yang digalakkan hingga tahun 2025.
Dijelaskan Joko, untuk Ngayogjazz ini, Padukuhan Kalimundu telah menyiapkan 6 rumah botol dan 20 set sampah tiga warna untuk menampung sampah selama pelaksanaan festival musik jazz itu berlangsung.
"Jadi rencana kalau pas Ngayogjazz ini kita sudah siapkan itu enam rumah botol, rumah keranjang botol gitu, sama dua puluh set sampah tiga warna untuk istilahnya membantu mengakomodir sampah dari Ngayogjazz ini," kata Joko, Kamis (14/11/2024).
Joko menyebut, nantinya sampah-sampah yang terkumpul dikumpulkan di satu titik kemudian dipilah dan dipilih sampah mana saja yang bisa didaur ulang ataupun tidak.
"Itu reduksinya nanti akan diambil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul. Reduksi ya, jadi sampah-sampah organik. Kalau yang bisa kita jual ya kita jual," jelasnya.
Pada pembukaan Ngayogjazz nanti, lanjut Joko, akan ditampilkan gaun yang berasal dari daur ulang sampah. Gaun-gaun tersebut sebelumnya sudah pernah ditampilkan pada karnaval perayaan HUT RI tahun lalu dan mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.
"Setidaknya dari komunitas ini sudah mengurangi sampah anorganik lumayan banyak. Gaun berasal dari daur ulang sampah seperti botol atau plastik kemasan. Kalau pas pembukaan kita akan tampilkan sekitar lima belas gaun, kemudian gaunnya akan kita pajang di pusat Padukuhan Kalimundu. Ada beberapa hasil kerajinan juga dari sampah yang akan kita tampilkan," jelasnya.
Ia menambahkan, selain dilibatkan dalam pengelolaan sampah, warga Padukuhan juga akan dilibatkan Ngayogjazz dalam UMKM. Tercatat ada sekitar 96 UMKM yang akan memasarkan produknya selama pagelaran musik itu berlangsung.