Tempat pembuangan sampah di Kabupaten Sukoharjo wajib sediakan APAR karena rawan kebakaran

photo author
- Sabtu, 2 November 2024 | 16:30 WIB
Ilustrasi alat pemadam api ringan (APAR)  (Farhan/Hops)
Ilustrasi alat pemadam api ringan (APAR) (Farhan/Hops)

Margono menjelaskan, sebelumnya Damkar Satpol PP Sukoharjo pernah menemukan kejadian dimana di lokasi kebakaran di sebuah bangunan sudah disediakan Apar. Namun ternyata Apar yang ada sudah tidak bisa digunakan karena kurang perawatan.

"Warga dan masyarakat sekitar tempat pembuangan sampah juga diminta membantu melakukan perawatan dan dilarang membakar sampah. Sebab api dapat merembet dan mengakibatkan kebakaran," lanjutnya.

Angka kejadian kebakaran terus mengalami kenaikan. Pemicu kebakaran terjadi karena berbagai hal salah satunya kelalaian warga yang meninggalkan sumber api masih menyala dan merembet ke sekitarnya.

Damkar Sukoharjo mencatat terhitung Januari hingga awal Oktober 2024 ada 201 kejadian kebakaran disejumlah wilayah. Kebakaran didominasi lahan kosong dipicu warga membakar sampah dan ditinggal begitu saja tanpa pengawasan saat sumber api masih menyala hingga merembet ke sekitarnya.

Data Damkar Sukoharjo diketahui total sebanyak 201 kejadian kebakaran secara rinci, kebakaran rumah 33 kejadian, lahan kosong 59 kejadian, pabrik 3 kejadian, barongan bambu 20 kejadian, oven 33 kejadian, sampah 18 kejadian, kendaraan 8 kejadian, gas 17 kejadian, lain-lain 10 kejadian.

Dalam kejadian kebakaran tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Sedangkan akibat kejadian kebakaran tersebut menimbulkan kerugian dengan nilai ditaksir sangat besar. Hal itu salah satunya seperti terlihat dalam kejadian kebakaran menimpa pabrik.

"Mudah-mudahan tidak ada penambahan kejadian kebakaran lagi dengan terus kami lakukan sosialiasi ke masyarakat dan pencegahan bersama. Penting juga kesadaran mematikan sumber api sekaligus menjaga potensi kerawanan kebakaran dengan pengecekan kabel sumber korsleting listrik," lanjutnya.

Margono mengatakan, meski upaya sudah dilakukan namun tidak menutup kemungkinan ada penambahan kejadian kebakaran kedepan. Hal itu disebabkan karena kondisi cuaca panas musim kemarau. Wilayah kering memicu terjadinya kebakaran.

"Cuaca sangat panas. Selain wilayah kering juga angin kencang. Karena itu warga dilarang membakar sampah karena memicu kebakaran," lanjutnya.

Margono mengatakan, Damkar Sukoharjo hampir setiap hari menerima laporan kejadian kebakaran dari masyarakat. Bahkan dalam laporan tersebut ada lebih dari satu kejadian kebakaran dalam waktu hampir bersamaan.

Kebakaran yang sering dilaporkan dalam beberapa Minggu terakhir didominasi lahan kosong. Proses pemadaman kebakaran dilakukan Damkar Sukoharjo dan melibatkan petugas dari Damkar daerah lain di Solo Raya.

"Damkar Sukoharjo harus kerja keras memadamkan kebakaran karena kejadian terus meningkat mengingat kondisi wilayah kering dampak cuaca panas musim kemarau," lanjutnya. (Mam) *

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X