HARIAN MERAPI - Pantai Trisik akan ditata lagi sebagai wisata pantai sekaligus agrowisata supaya menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan di Kulon Progo.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan rencana pengembangan Pantai Trisik sejalan dengan Proyek Jembatan Pandansimo yang menghubungkan ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) antara Bantul dan Kulon Progo.
Jembatan ini disebut rampung tahun 2024 ini dan akan mendukung sektor pariwisata di Kulon Progo.
"Jembatan Pandansimo akan menjadi pintu pertama menuju Kulon Progo dari arah timur, sehingga menjadi komitmen kami untuk menata kawasan Pantai Trisik ini," kata Aris, di Kulon Progo, Senin (16/9/2024).
Baca Juga: Berusia 344 tahun, masyarakat diajak lestarikan Keraton Kartasura
Ia mengatakan rencananya, pantai di ujung timur Kulon Progo ini dikembangkan menjadi destinasi wisata terpadu. Rencana pengembangan tersebut mengacu pada potensi yang ada di Pantai Trisik.
"Bagaimana nanti mengembangkan TPI (Tempat Pelelangan Ikan), konservasi penyu, hingga pertanian di sekitar Pantai Trisik," katanya seperti dilansir Antara.
Aris mengatakan pengembangannya melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai potensi Pantai Trisik yang ada di Kalurahan Banaran Kapanewon Galur.
Seperti dengan Dinas Pariwisata (Dispar) untuk pengelolaan wisatanya serta Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) dalam mengembangkan pertanian menjadi agrowisata.
Baca Juga: Warung makan di Bulakrejo terbakar, kerugian capai Rp 100 juta
Selanjutnya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) akan mengembangkan Tempat Pengelolaan Ikan (TPI). DKP Kulon Progo telah menyusun rancang bangun rinci (DED) untuk rencana tersebut.
Area konservasi akan dipindahkan ke lokasi yang dinilai lebih aman. Namun lokasinya tetap disiapkan di daerah pesisir, menyesuaikan fungsi dari konservasi penyunya sendiri.
"Konservasi penyu di Trisik juga menjadi perhatian kami, yang saat ini kondisinya terancam abrasi pantai," katanya.
Sementara itu, Pengelola Konservasi Penyu "Abadi" di Pantai Trisik Edi Yulianto mengatakan pantai tersebut sudah lama dikenal kumuh oleh masyarakat. Hal ini karena kondisi pantai cukup kotor dengan banyaknya sampah.