HARIAN MERAPI - Meski memiliki keterbatasannya fisik, namun tak menyurutkan sejumlah penyandang disabilitas tergabung dalam Difabel Zone Indonesia yang berada di Kampung Bajang RT 03 Kalurahan Wijirejo Kapanewon Pandak Kabupaten Bantul.
Berkat ketekunan dan keuletannya, mereka menjadi seorang perajin batik tulis profesional. Tak hanya dalam negeri, penasaran telah sampai mancanegara.
"Kami bersyukur, baru bulan kemarin produk batik tulis kami telah menebus pasar Jerman," ujar Ketua Komunitas Difabel Zone Indonesia, Suhartono (43) kepada wartawan di workshopnya Dusun Bajang, Minggu (18/8/2024) kemarin.
Baca Juga: Pelaku Pencurian di Alfamart Sleman Tertangkap dan Babak Belur Dihajar Massa, Ini Kronologinya
"Sebelumnya batik tulis kami juga pernah sampai ke Australia dan Jepang," lanjutya.
Sebelum membantuk komunitas Difabel Zone, para difabel ini semula mendapatkan pelatihan membuat batik tulis dari pusat rehabilitasi Yakkum Yogyakarta.
Setelah itu pada akhir tahun 2017, Suhartono mendapat bantuan pendanaan dan workshop di Dusun Bajang untuk memproduksi batik dengan membentuk komunitas Difabel Zone.
Sejak itulah, pria yang diketahui sebagai penyandang disabilitas ini mengajak rekan-rekannya memproduksi batik tulis.
Baca Juga: Panitia Munas XI Tetapkan Syarat Calon Ketua Umum Partai Golkar
Bahkan untuk memproduksi batik tulis ada sekitar 50 orang difabel bergabung dalam komunitas tersebut.
Selain memproduksi batik tulis, Difabel Zone juga memproduksi baju, dompetnya, sajadah, totebag sampai tempat tisu yang semuanya bercorak batik tulis.
Karena dikerjakan secara manual produksi batik tulis dijual dengan harga cukup tinggi.
Baca Juga: Resmi Berseragam Timnas Indonesia, FC Dallas Sebut Maarten Paes 'Milik Garuda'
"Untuk harga sebenarnya bervariasi tergantung motifnya. Untuk batik tulis dua meter dijual mulai Rp 500 ribu hingga mencapai jutaan rupiah," terang Suhartono.