"Anak stunting berisiko mudah terjangkit penyakit dan cenderung mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh," terangnya.
Dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan kegagalan seorang anak mencapai potensi kecerdasan dan kemampuan fisiknya, sehingga mempengaruhi kapasitas kerja dan status sosial ekonomi di masa depan.
Di tengah kegiatan edukasi masalah stunting, RS Mardi Rahayu juga memberikan 60 boks makanan tinggi protein untuk 60 anak balita, yang dikemas dengan menu yang menarik bagi anak ditambah susu UHT.
Selain itu diserahkan bantuan 50 unit kursi kepada RT.01- RW.02 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus untuk kepentingan Masyarakat setempat.
Baca Juga: Piala AFF U-19, Jake Najdovski jadi momok buat Vietnam. Indonesia wajib waspada
"Gunakan kursi ini untuk kegiatan bermanfaat," pinta Pujianto.
Salah seoran ibu warga Jati Wetan, Alifa Elfalia mengatakan, kegiatan penyuluhan soal stunting sangat bagus untuk mengingatkan warga agar memperhatikan kondisi bayi dan anak- anak supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Anak saya waktu berumur 7 bulan mengalami stunting, bobotnya tidak normal hanya 5,5 kilogram," terangnya.
Namun setelah mendapatkan vitamin dan makanan bergizi, kini kondisinya kembali normal dengan bobot 10,5 kilogram.
Sementara Evinda Aghi Kurnia mendukung upaya pemerintah melalui kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting.
Baca Juga: Mobil pikup tabrak bocah pejalan kaki hingga tewas di Bogor, begini hasil penyelidikan polisi
"Adanya internet dan media sosial sangat membantu warga untuk mendapatkan informasi tentang perlunya mencegah stunting," tegas ibu dua anak tersebut.
"Jadi anak tetap harus dinomersatukan, jangan ibunya glowing tetapi anaknya mengalami stunting," tandasnya. *