TPST Dingkikan Bantul akan dioperasikan bertahap mulai awal Juli 2024

photo author
- Minggu, 16 Juni 2024 | 12:25 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat meninjau pembangunan TPST Dingkikan Argodadi Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sabtu (15/6/2024)  (ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul)
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat meninjau pembangunan TPST Dingkikan Argodadi Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sabtu (15/6/2024) (ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul)

HARIAN MERAPI - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dingkikan, Kelurahan Argodadi Bantul, secara bertahap mulai awal Juli 2024, setelah pembangunan modul di sisi timur selesai.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, berdasarkan rencana yang disusun, pembangunan TPST Dingkikan Argodadi seluruhnya akan rampung pada September, namun diupayakan satu hanggar atau modul di TPST siap digunakan pada Juli 2024.

"Dari tiga hanggar atau modul yang akan ada di TPST Dingkikan, satu hanggar di sisi timur itu siap digunakan awal Juli nanti. Satu modul ini per hari kapasitasnya mampu mengolah hingga 20 ton sampah," kata Bupati di Bantul, Minggu (16/6/2024) .

Menurut dia, ini menjadi angin segar mengingat persoalan sampah merupakan prioritas yang harus segera diselesaikan. Komitmen menyelesaikan masalah sampah juga terus diupayakan agar tidak lagi membuat keresahan.

Baca Juga: Kate Middleton yang didiagnosa terkena kanker jadi perhatian karena muncul di publik, ini penampilannya

"Berbagai metode kami lakukan, salah satunya dengan membangun TPST di Dingkikan. Yang nantinya hasil olahan sampahnya berupa RDF (Refused Derived Fuel), sebagai pengganti batu bara untuk bahan bakar pabrik semen," katanya.

Bupati mengatakan, pemerintah daerah juga sudah melakukan kontrak kerja sama dengan pabrik semen di Cilacap Jawa Tengah, untuk menampung RDF hasil olahan TPST Dingkikan Argodadi.

Lebih lanjut Bupati juga mengatakan, selain TPST Dingkikan dengan produk RDF, tempat pengolahan sampah yang sudah berjalan di kawasan Pasar Niten sebagian besar diolah menjadi pupuk organik dan digunakan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online jauh lebih penting daripada beri bansos kepada korban judi online

Kemudian, kata dia, di wilayah Bawuran Pleret, Pemkab juga sedang merampungkan pembangunan pusat pengolahan sampah sistem Intermediate Treatment Facility (ITF), yang diproyeksikan menjadi tempat pengolahan sampah skala besar.

"Untuk membangun semua ini tentu butuh waktu. Harapannya, semua selesai di tahun 2024 sehingga sampah-sampah yang ada dapat diolah dengan optimal," katanya.

Meski demikian, Bupati juga mengimbau masyarakat agar bijak, jangan membuang sampah sembarangan, karena bagaimanapun sampah itu adalah tanggungjawab masing-masing sebagai individu yang memproduksi sampah.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X