Sleman mulai kirim 30 ton RDF hasil pengolahan sampah TPST Tamanmartani, akan digunakan untuk ini

photo author
- Selasa, 23 Januari 2024 | 17:00 WIB
Sekda DIY, Beny Suharsono didampingi Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo memecah kendi pada pengiriman perdana RDF hasil pengolahan sampah di TPST Tamanmartani.  (Awan Turseno)
Sekda DIY, Beny Suharsono didampingi Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo memecah kendi pada pengiriman perdana RDF hasil pengolahan sampah di TPST Tamanmartani. (Awan Turseno)

HARIAN MERAPI - Pemerintah Kabupaten Sleman mulai mengirimkan hasil pengolahan sampah dalam bentuk Refuse-Derived Fuel (RDF) dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani, Kalasan, Sleman.

Pengiriman perdana RDF hasil pengolahan sampah dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X didampingi Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo di TPST Tamanmartani, Selasa (23/1/2024).

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dalam sambutannya menyampaikan, pengiriman hasil pengolahan sampah berupa RDF di TPST Tamanmartani merupakan realisasi dari penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Unit Reskrim Polsek Mlati Ringkus Dua Pelaku Pencurian Anjing, Ini Jenis Anjing yang Dicuri dan Jumlah Kerugiannya

Dalam pengiriman RDF perdana ini, TPST Tamanmartani akan mengirimkan RDF dengan total 30 ton. Dengan rincian 15 ton RDF yang berasal dari sampah organik dan 15 ton RDF yang berasal dari sampah anorganik.

RDF tersebut akan diangkut dengan armada milik PT SBI sebagai bahan bakar alternatif untuk pabrik semen.

"Pengiriman RDF ini merupakan realisasi komitmen Pemkab Sleman dalam melakukan pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman secara paripurna," katanya.

Dijelaskan Kustini, pembangunan TPST Tamanmartani ini sebuah inovasi dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Sleman yang dapat menyelesaikan permasalahan persampahan dengan memperhatikan kondisi lingkungan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Tabrak pohon tumbang yang melintang di jalan, pengendara motor tewas, ini kronologinya

Operasional TPST Tamanmartani dapat mengolah sampah berkapasitas 60 ton per hari dengan menghasilkan RDF sekitar 45 ton per hari. Yakni 20 ton RDF yang berasal dari sampah anorganik dan 25 ton RDF dari sampah organik.

"RDF yang dikirim ke PT SBI berasal dari sampah organik dan anorganik. Untuk sampah yang telah dipilah dan laku jual, akan kita setorkan kepada pelapak sampah dengan volume per hari mencapai 1 hingga 2 ton," terangnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya yang dibacakan Beny Suharsono menegaskan, RDF tidak semata-mata soal pengurangan volume sampah atau soal memperpanjang usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca Juga: Begini cara Megawati merayakan ulang tahunnya yang ke-77

Meski konsep RDF sama sekali bukan hal yang baru, namun situasi dan kondisi terkini di tataran global telah memperkuat posisi RDF sebagai salah satu alternatif solusi dalam mendorong kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi semua.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X