Lebih lanjut, di satu sisi, agenda hari ini merupakan milestone penting bagi perwujudan komitmen bersama untuk memberi nilai baru (new values) terutama kategori sampah (waste).
Dalam pengolahan sampah menjadi RDF, ada aspek dampak lingkungan yang perlu senantiasa disupervisi dan dievaluasi.
"Mari kita semua jadikan kelemahan-kelemahan tersebut sebagai catatan mental bersama, sekaligus sebagai dasar untuk terus berinovasi," pintanya.
Sultan menegaskan bahwa penanganan sampah 3R (refuse, reduce, reuse) tetaplah merupakan solusi terbaik dan harus dimulai dari tataran individu atau rumah tangga.
Baca Juga: Jelang Bergulirnya Lagi BRI Liga 1, PSS Sleman Terus Memperbaiki Kekurangan
Begitu pula kepada pemerintah daerah khususnya, tugas besar sesungguhnya adalah mewujudkan terciptanya pergeseran pola pikir dan pola kebiasaan masyarakat tentang sampah.
Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menambahkan, kerja sama dengan Pemkab Sleman semakin mempertegas komitmen SBI untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah di daerahnya.
"Hari ini, kerja sama SBI dengan Pemkab Sleman telah membuahkan hasil. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk terus membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan sampah, termasuk di Sleman," ujarnya.
Kerja sama antara SBI dan Pemkab Sleman, imbuhnya, akan berlangsung selama tiga tahun.
Baca Juga: Pemberian ASI Ekslusif Tidak Hanya Tanggung Jawab Ibu, Aktivis Mendesak Perubahan Regulasi
Setelah pengiriman perdana, Pemkab Sleman akan mengirimkan RDF melalui beberapa alternatif moda transportasi, salah satunya kereta api sebanyak 100 ton per hari sebagai bahan bakar alternatif substitusi batu bara pada proses produksi semen SBI di Cilacap. *