Alhasil, Narti memutuskan untuk memasuki kompleks perumahan untuk mencari jalan lain pulang ke rumahnya tanpa harus putar balik di mbulak.
Sesekali Narti melirik kaca spionnya takut kalau sosok itu masih mengikutinya. Beruntung sosok itu sudah tak mengikutinya dan suara azan telah terdengar. Ia sedikit lega meski tubuhnya masih bergetar hebat.
Semenjak kejadian itu, Narti tidak mau lagi pergi ke pasar sendiri. Ia juga menyuruh suaminya mencari jalan lain menuju pasar, meski lebih jauh dari jalan yang biasanya dilalui asalkan ia tidak melewati mbulak angker itu. (Dikisahkan Ni'matus Sholihah di Koran Merapi) *