Bagas menjelaskan, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat stok beras di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2021 sebanyak 184.449 ton. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat di Kabupaten Sukoharjo hanya 80.217 ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 104.232 ton.
Bagas menambahkan, Kabupaten Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jawa Tengah. Meskipun terdampak Pandemi Covid-19 dan anomali iklim, Kabupaten Sukoharjo masih mampu surplus beras sebesar 138.000 ton beras di tahun 2022.
Sedangkan realisasi produksi padi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022 sebesar 308.688 ton GKG (Gabah Kering Giling) dengan produktivitas rata-rata sebesar 64,03 kuintal/hektar GKG.
Petani Kabupaten Sukoharjo terus menunjukan keberhasilan menjaga stok pangan pada tahun 2023 dengan meningkatkan angka surplus beras menjadi 160 ribu ton dalam dua kali musim panen.
Angka tersebut masih bisa bertambah pada musim panen ketiga yang sampai sekarang masih berjalan disejumlah wilayah.
"Surplus beras semakin meningkat dan Kabupaten Sukoharjo mampu swasembada pangan," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, Pemkab Sukoharjo sejak awal sudah sangat serius dibidang pertanian.
Disemua sisi sektor pertanian dilakukan pengembangan seperti penggunaan alat pertanian modern, jaminan ketersediaan air dan pupuk. Termasuk juga melibatkan tenaga ahli untuk membantu memantau tingkat kesuburan tanah lahan pertanian.
"Prioritasnya memang padi sudah berhasil surplus beras. Tapi ada hasil tanaman pangan lain di lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo yang dapat diandalkan khususnya panen palawija seperti jagung, kedelai dan kacang. Termasuk juga sayur seperti cabai dan bawang merah," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo pada tahun 2023 lalu dikatakan Bagas bersama petani harus kerja keras menghasilkan panen padi melimpah untuk memenuhi target pemerintah baik daerah sampai pusat terkait stok beras.
Kendala besar dihadapi mengingat pada awal tahun 2023 dihadapkan dengan kondisi fenomena alam La Nina dimana curah hujan sangat tinggi berpengaruh pada kerawanan bencana alam banjir. Sedangkan pada pertengahan dan akhir tahun 2023 ini terjadi perubahan drastis alam menjadi El Nino dimana cuaca panas sangat ekstrem berdampak pada kekeringan.
Fenomena alam tersebut mampu dijawab dengan baik oleh petani di Kabupaten Sukoharjo. Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo juga berhasil melewati tantangan dengan La Nina dan El Nino dengan mendampingi penuh petani.
"Sawah di Kabupaten Sukoharjo masih bisa diandalkan memenuhi stok beras. Termasuk di Kabupaten Sukoharjo punya 10.000 hektar sawah yang menerapkan IP400 empat kali tanam padi empat kali panen padi yang diandalkan pusat," lanjutnya. ​*