HARIAN MERAPI - Petani sawah tadah hujan mulai mempersiapkan lahan untuk tanam padi. Hal ini seiring mulai datangnya hujan dan tersedianya air. Persiapan dilakukan dengan olah tanah memasuki Musim Tanam (MT).
Petani sawah tadah hujan Desa Duwet, Kecamatan Baki Sarwono, Selasa (28/11) mengatakan, hujan sudah turun sejak dua Minggu terakhir. Curah hujan semakin kesini bertambah tinggi dan berpengaruh pada ketersediaan stok air untuk pertanian.
Datangnya musim hujan sudah sangat tunggu petani sawah tadah hujan. Sebab petani sepenuhnya menggantungkan pemenuhan kebutuhan air dari hujan. Kondisi sawah sekarang sudah mulai tersedia air dan tinggal di garap petani.
Baca Juga: Papua Barat Daya Gelar Papua Fest 2023, Semarakkan 22 Tahun Peringatan Hari Otsus
"Sudah mulai hujan dan air tersedia. Petani sawah tadah hujan seperti saya bersiap olah tanah dan segera tanam padi," ujarnya.
Untuk olah tanah dikatakan Sarwono segera dilakukan dalam waktu dekat. Hal itu sambil menunggu kebutuhan air terpenuhi semua kebutuhannya. Tahap selanjutnya petani tinggal tanam padi.
"Kemungkinan pertengahan Desember sudah bisa tanam padi. Sekarang sedang persiapan olah tanah," lanjutnya.
Petani berharap cuaca bisa mendukung dalam pemenuhan kebutuhan air untuk tanam padi melalui hujan. Sebab kebutuhan air sepenuhnya mengandalkan hujan.
Baca Juga: Dua Hari Hilang, Ternyata Sudah Jadi Mayat, Korban Ditemukan di Dasar Sumur di Karanganyar
"Petani sawah tadah hujan sudah sangat lama menunggu hujan setelah lama kekeringan dampak fenomena alam El Nino," lanjutnya.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, mengatakan, hujan yang turun sejak dua atau tiga hari terakhir membantu petani dalam memenuhi kebutuhan air pertanian. Musim hujan ini datang lebih awal dibanding perkiraan petani sebelumnya pada November-Desember mendatang.
Petani pada saat ini sangat membutuhkan air untuk mengairi sawah. Sebab sekarang usia tanaman padi masih sekitar dua hingga tiga bulan tanam. Usia tanam yang masih mudah membuat tanaman padi harus mendapat pengairan penuh. Disisi lain, musim kemarau sebelumnya sangat berdampak pada lahan pertanian karena cuaca panas ekstrem mengakibatkan kekeringan.
Petani semakin sulit mendapat air karena ada kebijakan pemerintah menutup pintu air Dam Colo Nguter selama satu bulan untuk perawatan rutin. Secara otomatis petani tidak bisa mendapat air dari irigasi. Disisi lain kondisi cuaca panas ekstrem.
Baca Juga: Hamas perlakukan tawanan Israel dengan baik di Gaza, begini media Israel memberitakan
"Hujan datang lebih awal dari perkiraan dan sekarang ini sangat penting dan membantu petani memenuhi kebutuhan air. Pertama, karena sebelumnya cuaca panas ekstrem kemarau dan kedua pintu air Dam Colo Nguter ditutup sebulan," ujarnya.