HARIAN MERAPI - Sebanyak 1.500 botol air berkah dari lokasi sumur Sunan Muria, sumur Sunan Kudus, sumur Sunan Kalijaga, sumur Kanjeng Raden Fatah, sumber mata air Senjaya dan sumur Zam-Zam dari Makkatul Mukaromah, dibagikan saat Tahlil Ageng Mbah Abdul Wahid di depan Kantor Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Salatiga, Sabtu (18/11/23).
Mbah Abdul Wahid adalah kakek moyang Presiden ke-4, Gus Dur.
Selain air juga dibagikan jajanan khas Tingkir Lor, yakni Gandos Linting yang berbahan dasar beras tanpa campuran sebagai simbol kemakmuran rakyat.
Baca Juga: Delapan langkah syaitan sesatkan manusia, diantaranya dengan waswasah atau bisikan
Ketua Panitia Tahlil Ageng, Kyai M Sazali Marjan, mengatakan rangkaian Tahlil Ageng Mbah Kyai Abdul Wahid berlangsung sejak pukul 5 pagi hingga pukul 5 sore.
Tingkir Lor Bersholawat menjadi puncak kegiatan, setelah melaksanakan Semaan Alquran 30 Juz dan Khotmil Quran, Tahlil di Makam Mbah Abdul Wahid, Festival Bedug, dan penampilan Seni Budaya Islami Tingkir Lor, Salatiga.
Tahlil ini dihadiri Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi, dan Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit.
Pada kesempatan ini, Sinoeng mengungkapkan dirinya melihat ada tulisan Tingkir Lor Kelurahan Damai.
Ini menjadi salah satu pilar bahwa Kota Salatiga merupakan Kota Tertoleran kedua di Indonesia.
Inilah wujud nyata dan manifestasi nilai-nilai luhur Pancasila yang dibumikan dalam tindakan nyata.
"Ayo kita terus jaga kerukunan ini, kita jaga gotong-royong ini, sebagai pembumian nilai-nilai pancasila dalam tindakan,” ungkap Sinoeng.
Ia juga menyatakan kegiatan Tahlil Ageng Mbah Kyai Abdul Wahid, menjadi agenda rutin tahunan.
Hal itu menjadi bagian dari kontribusi seluruh elemen masyarakat untuk merawat kerukunan, menjaga kedamaian, dan perwujudan dari toleransi antar umat beragama.*