Hal ini seperti yang termuat pada data hasil kerja. Tahun 2013 pemanfaatan kesehatan tradisional sebesar 30,4%, sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 44,3%.
Untuk itu, Dinkes DIY berkerjasama dengan Perguruan Tinggi, secara bertahap melakukan upaya yaitu digitalisasi jamu. Sehingga semua tenaga kesehatan maupun masyarakat lebih mudah mempelajari.
Baca Juga: Mengapa Piala Dunia U-17 di Indonesia sepi penonton? Begini jawaban Menpora Dito Ariotedjo
"Tenaga kesehatan juga bisa menemukan berbagai macam tumbuhan obat berkhasiat. Jamu ini adalah upaya menjaga kesehatan sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan budaya," katanya.
Guna memantau perkembangan, pembinaan dan pengamatan tradisional, dalam puncak HKN ini dibarengi dengan launching juga Digitalisasi Jamu. Berbagai kegiatan juga dilakukan seperti kaderisasi posyandu.
Kader kesehatan berprestasi, peran Pramuka Bhakti Husada, lomba Kabupaten/Kota Sehat, Kepatuhan Fasilitas Kesehatan, gerak jalan dan kampanye kesehatan, seminar, talkshow dan lain sebagainya.(*)