Yogyakarta Masih Nol Kasus Cacar Monyet

photo author
- Kamis, 2 November 2023 | 09:00 WIB
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo memberikan keterangan pers di Balai Kota, Rabu (1/11/2023). (FOTO: WAHYU TURI K)
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo memberikan keterangan pers di Balai Kota, Rabu (1/11/2023). (FOTO: WAHYU TURI K)

 

HARIAN MERAPI - Meskipun belum ada temuan kasus penyakit cacar monyet, Pemkot Yogyakarta mewaspadai potensi penyakit zoonosis yang sekarang penularannya bisa terjadi antarmanusia.

Untuk mengantisipasi merebaknya penularan, masyarakat yang memiliki gejala-gejala menyerupai cacar monyet diimbau segera memeriksakan diri ke puskesmas maupun rumah sakit di Kota Yogyakarta.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan penyakit cacar monyet sudah merambah di beberapa daerah sehingga kewaspadaan terhadap penyakit itu ditingkatkan. Sementara ini ada sekitar 24 kasus cacar monyet yang tersebar di DKI Jakarta, Tangerang dan Bandung.

Baca Juga: Cacar monyet di Indonesia bertambah jadi 27 kasus, seluruhnya menular melalui kontak seksual

"Jadi Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengoptimalkan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan penyakit cacar monyet. Sampai saat ini belum ada yang terkonfirmasi di Kota Yogyakarta terkena cacar monyet,” kata Singgih di Balai Kota, Rabu (1/11/2023).

Pemerintah pun menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencegah potensi penularan Monkeypox itu. Singgih menyebut fasilitas kesehatan yang harus disiapkan seperti rumah sakit daerah milik Pemkot Yogyakarta dan 18 puskesmas di Kota Yogyakarta. Masyarakat diharapkan tidak panik, tapi mewaspadai jika muncul gejala-gejala cacar monyet agar memeriksakan diri.

"Itu (rumah sakit daerah dan puskesmas) akan jadi garda terdepan kita untuk memberikan layanan kesehatan. Silakan masyarakat yang mempunyai keluhan, gejala-gejala menyerupai seperti cacar monyet dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Kita terus akan meningkatkan kewaspadaan ini," ujarnya.

Baca Juga: Cegah cacar monyet, jangan lakukan kontak fisik dan seksual dengan pasien Mpox

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menjelaskan cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit cacar monyet masuk dalam kelompok zoonosis yaitu penyakit yang bisa ditularkan melalui hewan ke manusia atau sebaliknya. Namun sekarang, penularan cacar monyet sudah banyak berkembang antarmanusia.

"Secara klinis, gejala-gejalanya hampir sama dengan cacar air. Bedanya kalau yang cacar monyet ini ada lesi cacar berupa benjolan berisi air atau nanah. Juga ada pembesaran kelenjar getah bening," jelas Emma.

Penularan penyakit cacar monyet ini, katanya, bisa melalui sentuhan dengan orang maupun hewan yang terkena cacar monyet. Penularan juga bisa melalui udara saat berbicara tatap muka dan berhubungan seks dengan orang yang terkena cacar monyet. Untuk mencegah cacar monyet, ia mengimbau masyarakat menghindari aktivitas seks dengan banyak pasangan dan jangan berhubungan seks dengan pasangan yang menunjukan gejala ruam di kulit.

Baca Juga: Kasus cacar monyet di Indonesia menular melalui kontak seksual, berikut datanya...

"Karena virus jadi bisa menular lewat udara, sehingga untuk pencegahannya yang utama sebetulnya penggunaan masker. Tidak hanya untuk Covid-19, tapi semua penyakit. Tiga M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) juga masih bisa dilakukan. Kalau memasak daging dianjurkan harus benar-benar matang. Yang utama adalah perilaku hidup bersih dan sehat," imbuhnya.

Emma mengimbuhkan, sejauh ini Dinas Kesehatan Yogyakarta sudah mempromosikan kesehatan dan pembekalan kepada dokter terkait cacar monyet. Termasuk melakukan penguatan surveilans dengan penguatan sistem kewaspadaan dini dan respons untuk penemuan seseorang yang mempunyai kriteria kasus cacar monyet melalui puskesmas dan rumah sakit. Selain itu juga penguatan surveilans berbasis masyarakat yang dikelola oleh surveilans di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X