HARIAN MERAPI - Search and rescue (SAR) Sukoharjo meminta kepada Pemkab Sukoharjo dan semua pihak untuk melakukan penanaman tanaman pelindung dengan daya tangkap air tinggi di wilayah rawan kekeringan diperbanyak.
Penanaman dilakukan sebagai bentuk usaha jangka panjang mengantisipasi kekurangan air bersih bagi warga. Sebab disaat musim kemarau warga di wilayah rawan kekeringan sering mengalami masalah kekurangan air bersih dan selalu mengandalkan kiriman bantuan.
Wakil Komandan SAR Sukoharjo Muklis, Jumat (13/10) mengatakan, wilayah rawan kekeringan perlu mendapatkan perhatian ekstra dalam penanggulangan kekurangan air bersih untuk warga. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.
Selama ini di wilayah kekeringan sudah dibangunkan sumur dalam dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Pembangunan tersebut dilakukan untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk pada saat musim kemarau.
Keberadaan sumur dalam dan Pamsimas masih belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga khususnya pada saat musim kemarau. Debit air mengalami penurunan drastis saat musim kemarau. Akibatnya warga terpaksa meminta bantuan air bersih ke Pemkab Sukoharjo.
Kondisi kering di wilayah kekeringan yang berdampak pada kekurangan air bersih tersebut dikatakan Muklis karena kurangnya tanaman penangkap air. Akibatnya saat musim hujan air hilang percuma dan membuat lingkungan menjadi gersang saat musim kemarau.
"Seakan menjadi rutinitas saat musim kemarau warga selalu mengandalkan bantuan air bersih dengan meminta Pemkab Sukoharjo. Harus diawali dari sekarang melakukan perbaikan lingkungan dengan memperbanyak menanam tanaman penangkap air seperti pohon beringin dan pohon gayam," ujarnya.
Baca Juga: Polda Metro Jaya akan periksa ajudan Ketua KPK Firli Bahuri Jumat ini, ini kasusnya
Muklis menjelaskan, perbaikan lingkungan dengan memperbanyak penanaman tanaman yang memiliki data tangkap air tinggi sangat diperlukan sekarang. Keberadaan tanaman tersebut mampu menangkap air hujan dan membuat kondisi lingkungan menjadi subur. Terpenting pula mampu menarik air tanah naik ke permukaan sehingga sumur warga tidak mudah kering.
"Pola yang terjadi selama ini di wilayah rawan Kekeringan termasuk perbukitan kering di Batu Seribu Kecamatan Bulu dan sekitarnya banyak ditanami pohon buah tanpa ada pohon pelindung yang mampu menangkap air. Fungsinya tidak hanya mengurangi kekeringan tapi juga akar pohon beringin mampu mencegah tanah longsor," lanjutnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, BPBD Sukoharjo sekarang sedang merencanakan program bersama pihak terkait dalam penanganan kekeringan sekaligus penghijauan di wilayah perbukitan kering di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Penanganan dilakukan secara bertahap dan tidak bisa instans karena membutuhkan proses panjang dan waktu lama untuk memperbaiki kondisi alam yang kering.
BPBD Sukoharjo memprogramkan penanganan kekeringan sekaligus perbaikan alam dengan berencana menanam pohon beringin secara massal. Penanaman pohon beringin dilakukan di wilayah perbukitan kering dalam jumlah banyak dan bertahap.
Baca Juga: Cukup Bayar Rp 10 Ribu, Pengunjung Dapat Menikmati Wisata Air Perahu Kano di Jalan Samas Bantul
"Kenapa kami pilih pohon beringin. Pertama kami terinspirasi sosok peraih penghargaan Kalpataru dimana mampu menjadikan satu daerah kering menjadi hijau dan melimpah air dengan menanam seorang diri pohon beringin belasan tahun. Kedua, pohon beringin ini mampu menghijaukan dan memiliki tangkapan air yang banyak, ini sangat baik diterapkan di wilayah kering sehingga mampu menjaga kondisi air tanah sekaligus membantu warga di wilayah rawan kekeringan saat kemarau," ujarnya.